Disable copy

Thursday, May 22, 2025

Pacarku Sang Pemuas Satu Geng

 




Judul: Pacarku Sang Pemuas Satu Geng


Penulis: Jeremy Murakami


Harga: Rp 15k


***




Nama gue Nicholas. Umur gue 27 tahun. Gue punya pacar namanya Kevin. Umurnya dua tahun lebih muda dari gue, yaitu 25 tahun. Kami sudah pacaran lama banget sejak jaman kuliah. Sudah 7 tahun. Gue cinta mati sama Kevin, dan Kevin juga gue rasain cinta mati sama gue. Kami sudah membayangkan hubungan kami ini untuk selamanya. Kevin akan selalu ada dalam kehidupan gue. Begitu juga gue di kehidupan Kevin. Nyatanya, sudah lima tahun terakhir ini gue dan Kevin tinggal bersama di apartemen yang kita sewa di Jakarta Selatan. Kami sudah merasa sehari-hari kehidupan gue seperti sudah menikah dengan Kevin. Gue selaku sebagai suaminya, karena gue top, dan Kevin sebagai istri gue karena dia selalu berlaku sebagai bottom saat bercinta dengan gue.


Gue sendiri bekerja sebagai seorang product manager di sebuah perusahaan FinTech kenamaan Indonesia. Gaji gue 24 juta sebulan. Sedangkan Kevin sendiri juga tidak kalah sukses dari gue. Dia adalah seorang personal trainer di sebuah pusat kebugaran elit di Kemang yang menjadi langganan para artis terkenal dan pengusaha-pengusaha besar muda ibukota. Karena keramahannya dan sertifikasi yang dia miliki, seperti dari Rai Institute dan berbagai institut fitness lain, Kevin ini punya banyak sekali klien. Senin sampai Sabtu, dari pagi sampai malam, Kevin selalu ada klien di gym. Ditambah lagi, Kevin memiliki wajah yang cute dan badan kekar serta perut yang six pack. Bukannya gue narsis dan memuji-muji pacar gue sendiri ya. Tetapi, si Kevin memang sangat sempurna secara fisik. Kalian harus tahu, kalau seorang personal trainer itu good looking, besar kemungkinan dia dipilih oleh klien karena klien cuma dikasih pilihan nama, foto dan, sertifikasi-sertifikasinya saja waktu memilih pilihan mereka. Lumrah kan klien memilih personal trainer yang cakep? Intinya, Kevin bisa dapat sekitar 15 juta sebulan dari pekerjaannya menjadi personal trainer. Lebih kecil sih dari gue, tetapi gue tidak pernah mempermasalahkan. Karena uang gue juga uang Kevin, begitu juga sebaliknya. Tabungan kami dicampur satu sama lain di rekening Kevin, dan dia yang mengatur keuangan kami setiap harinya. Intinya, kami benar-benar pasangan yang sangat saling percaya dan menghargai satu sama lain.


Kehidupan seksual kami bisa dibilang sangat hot. Siang-malam maupun panas-hujan, kami selalu rutin bercinta. Kontol gue tidak pernah ada puasnya sama lubang kenikmatan si Kevin. Mulut gue juga tidak pernah berhenti pengen selalu melumati mulut seksinya. Bahkan, setelah tujuh tahun bersama, nafsu gue ke Kevin tidak pernah berubah. Setiap gue melihat dia telanjang di depan gue, terutama memandangi pantatnya yang mulus, kenyal dan besar itu, air liur gue selalu menetes dan kejantanan gue langsung memberontak gagah mencari pelampiasannya. Gue tidak pernah bosan mendengar erangan seksi Kevin di ranjang gue saat gue menggagahinya. Gue tidak pernah bosan menyedot ludah Kevin saat gue mencumbu mulut sensualnya. Gue tidak pernah bosan mementokkan kejantanan gue ke prostat Kevin sampai dia mengerang-ngerang keenakan luar biasa.


Tetapi, dua tahun terakhir ini gue mencoba hal yang baru. Kevin yang mulai mengajak.


"Ah... Ah... Sayang, kamu mau gak coba threesome?" tanya Kevin masih dengan napas memburu sehabis gue jebol habis-habisan lubang pembuangannya pakai kejantanan gue.


"Ah... Ah... Kamu pengen, babe?" tanya gue sambil berbaring di sebelahnya dalam keadaan telanjang dan ngos-ngosan, berusaha mengatur napas gue sehabis orgasme dahsyat yang diciptakan lubang kenikmatan Kevin di kontol gue.


Kevin lalu menghadap menyamping, memandang mata gue lekat-lekat. "Kamu gak penasaran pengen coba nih, sayang?"


"Aku gak mau ah kalau aku di-fuck," jawab gue sambil cengengesan.


"Ya kita cari bottie aja, sayang," jawab si Kevin manja, lalu meraih rudal gue dan mengocokin gue lagi.


Ajaibnya, rudal gue meradang lagi. Rudal gue menegang kokoh seperti meriam. Memang luar biasa si Kevin ini. Gak cuma lubangnya yang bikin gue klepek-klepek, tetapi tangannya jago banget ngocokin kontol gue. Mulutnya juga enak banget buat diciumi. Lidahnya jago banget ngejilatin puting dan kontol. Gilanya, kontol gua terus berontak seperti kuda liar. Dia tersenyum nakal ke arah gue. Gue bener-bener keenakan sekarang!


"Biarlah bottie lain coba rasain gimana hot-nya rudal dahsyat pacarku ini," ujar si Kevin sambil mulutnya dibuka dikit dan matanya dipejamkan, membuat raut wajah se-seksi mungkin untuk menggoda gue.


"Arghh," gue yang tidak tahan dengan pemandangan seksi dan kocokan seksi Kevin langsung menindih tubuh gempal bottie seksi kesayangan gue itu. "Kalau kamu kayak gini, aku mana tahan, sayang!"


Lalu, gue gauli tubuh si Kevin lagi. Gue cumbui sekujur tubuhnya. Gue gagahi pantatnya yang mulus, bulat, besar, dan pejal itu. Gue pakai tubuhnya buat kenikmatan kejantanan gue seutuhnya.


[ ... ]


Dua tahun itu berlanjut. Gue dan si Kevin terus membangun cinta kami dan diselingi berpetualang dengan menemui berbagai bottie seksi untuk gue gauli bersama dengan si Kevin. Kami mencari di berbagai social media sampai orang-orang yang kami kenal di kafe, bar, klub, atau orang-orang yang diperkenalkan teman-teman kami. Kevin yang sejatinya bukan bottie murni biasanya ikut menggauli para bottie itu bersama gue, atau kalau dia tidak mood, si Kevin biasanya cuma mencumbu mulut atau memuluti kontol bottie-bottie itu yang sedang keenakan gue setubuhi. Tentunya, kami benar-benar selektif dan mencari bottie yang kekar, berwajah tampan, berbadan bersih, dan yang terpenting, tidak ngondek. Bukan apa-apa, cuma memang itu selera kami apabila di ranjang.


Suatu kali kami sedang melakukan threesome dengan salah seorang klien Kevin yang ternyata seorang power bottom dan sudah lama obsesi ingin bercinta dengan Kevin. Setelah gue kecapean sehabis mengentoti pantat semok pria itu sementara Kevin seperti biasa mencumbui bibir pria itu, menjilati putingnya, dan memuluti kontolnya, Kevin kemudian yang mengambil inisiatif gantian menggauli pria ini.


Gue beristirahat sambil melihat tubuh putih mulus si Kevin yang kekar sedang bekerja keras mendorong keluar masuk kejantanannya ke lubang pembuangan si power bottom itu. Keringatnya mengucur, membuat kulitnya yang putih terang makin terlihat seksi. Pantat besarnya yang biasanya gue gauli sedang berpacu naik turun. Pantat itu sekarang sedang sibuk membantu kejantanannya menyetubuhi bottie lain. Gue benar-benar cinta sama pacar gue itu.


Diam-diam air liur gue mengucur. Nafsu gue naik begitu melihat pantat montok pacar gue itu. Lalu gue tersadar, mengapa gue tidak pernah berpikiran membuat dia senang? Selama ini, gue memaksa si Kevin untuk mencari para bottie. Padahal, gue tahu si Kevin tidak terlalu menyukai berperan sebagai top. Seharusnya, si Kevin akan senang kalau gue bisa mencarikan top yang tampan dan berbadan kekar untuk dia. Diam-diam gue membayangkan tubuh seksi pacar gue itu sedang di-gangbang oleh banyak pria top di depan gue. Sial, tiba-tiba rudal gue meradang dengan dahsyatnya! Ah, ngentot! Pasti seru banget! Gue cinta banget sama si Kevin, dan gue pasti seneng banget lihat dia keenakan begitu.


Gue lalu sadar, gue harus segera mengeksekusi rencana gue tersebut!


[ ... ]


Gue sangat mencintai si Kevin. Gue tahu benar si Kevin sangat bangga dengan tubuh kekar mulus dan putih yang dia miliki. Karena itu, gue selalu mendukung Kevin untuk memamerkan tubuhnya ke semua orang. Diam-diam, gue juga sangat bangga kalau pergi dengan Kevin dan melihat gue ditemani seorang pria yang sangat tampan dan berbadan mulus. Gue senang ketika Kevin memakai kaos singlet model low cut longgar yang terbuka bagian kiri dan kanannya hingga ke pinggangnya dan celana kaos pendek ketat yang mencetak pantat montoknya dengan jelas. Apalagi, saat ada pria homo atau cewek yang melihati tubuh seksi Kevin saat berjalan bersama gue, gue pasti senang sekali dan rudal gue langsung meradang konak. Kalau sudah begitu, gue langsung memeluk pinggang si Kevin yang sebagiannya sudah terbuka karena singlet skater itu dan kulitnya bersentuhan langsung dengan tangan gue. Gue langsung nafsu tidak karuan.


Si Kevin sendiri memang suka menjadi pusat perhatian. Dia bilang dia suka sekali ketika orang-orang melihat tubuh kekarnya. Dia juga suka sekali setiap melihat gue memeluk dia dengan bangganya di tempat publik, seperti mengatakan ke semua pria atau wanita yang menginginkan tubuhnya bahwa dia milik gue seorang. Gimana gue enggak makin cinta sama dia?


Hari itu, gue mengajak Kevin pergi ke rumah Rendy di bilangan Pondok Indah. Rendy adalah salah satu dari circle pertemanan baru kami yang akhir-akhir ini mulai akrab. Di rumah Rendy, kami akan bertemu Fajar, Michael, dan Kenji. Kami semua saling kenal setelah bertemu di salah satu kafe di Bangkok saat kami berlibur mengikuti festival air Songkran. Sejak saat itu, kami rutin bertemu di salah satu rumah mereka hampir setiap Sabtu.


Saat kami mengetuk pintu rumah mewah itu, Rendy yang membuka pintu dengan antusias. Rendy adalah seorang pria kekar blasteran Jawa dan Timur Tengah dengan wajah tampan, hidung mancung khas Arab dan alis tebal. Dia adalah seorang pengusaha permen terkenal.


"Wah, tumben Kevin ikut nih," ujar Rendy begitu membuka pintu, lalu melumat bibir gue dan Kevin bergantian. "Ayo masuk. Anak-anak sudah menunggu di dalam."


Si Kevin memang hampir tidak pernah ikut kami berkumpul karena Kevin seringnya bekerja di hari Sabtu. Selain itu, Kevin tidak terlalu nyambung berbicara bersama Rendy dkk karena mereka semua adalah top dan ketika kami bertemu, kami sering berbagi tips bagaimana cara mengenakkan bottom kami. 


Selain itu, mengenal dekat Rendy dan teman-temannya, gue juga agak shock juga. Setiap gue bertemu mereka, mereka selalu mencumbu bibir gue untuk menyapa. Gue senang-senang aja sih karena mereka juga kebetulan ganteng-ganteng semua. Cuma, gue langsung sadar mereka memang sudah terbiasa seperti itu. Bahkan, si Fajar, yang ternyata gue akhirnya tahu punya hubungan sepupu dengan si Rendy saja, saling melumat bibir Rendy saat mereka bertemu. Dasar keluarga edan.


"Iya, Bang. Hari ini gue mumpung lagi ada klien yang batal," jawab si Kevin sambil cengengesan.


Rendy lalu dengan jelalatannya melihat bokong Kevin yang semok dan meremasnya mantap.


"Wah, Kevin pantatnya tambah kenyal dan montok aja," ucap Rendy sambil memandang gue dan menjulurkan lidahnya untuk menggoda gue. "Pantas aja si Nicholas cinta mati sama elo."


Gua cengengesan aja. Tetapi, sial! Gua jadi konak parah. Kenapa melihat si Rendy pegang-pegang seenaknya bokong sekel pacar gue jadi bikin kontol gue tak terkontrol begini, ya?


"Ayo, masuk!"


Rendy dengan genitnya merangkul pinggang Kevin yang kokoh, sengaja melakukan skinship dengan pinggangnya yang tidak tertutup singlet-nya. Dan gue memandangi aktivitas mereka dengan rudal yang tidak bisa diajak kompromi.


Si Rendy mengajak gue dan Kevin ke ruang tamu. Di sanam ada sebuah sofa yang besar, berjejer tiga membentuk huruf U. Di tengah ada chandelier mewah khas rumah-rumah di Pondok Indah. Selain itu, ada sebuah TV plasma yang besar sekali sedang menyetel video porno pria Jepang tampan yang sedang di-gangbang oleh puluhan pria berkacamata hitam. Ketika gue dan Kevin masuk bersama Rendy di ruangan itu, anak-anak lain berteriak kesenangan menghampiri kami satu per satu.


"Wah, Kevin ikut juga nih!" si Fajar, sepupu Rendy ikut menghampiri gue, mengecup bibir gua sekilas, lalu melumat bibir Kevin lebih lama dengan gaya French kiss. "Hmmmmm. Muah. Muah. Makin bohay aja lu, Kevin!"


Fajar wajahnya mirip dengan Rendy. Rambutnya cepak dan dipotong stylish dengan wajah khas keturunan Timur Tengah, kulit putih, dan badan yang lebih tinggi dari Rendy, namun lebih cenderung slim fit. Tangannya meremas-remas pantat semok Kevin ketika dia mencium Kevin. Dia juga mengeluarkan suara mendesah-desah yang seksi, yang gua lihat juga membuat kontol Kevin mulai konak. Kevin kewalahan membalas cumbuan Fajar.


"Wah, parah! Si Fajar ini main sosor aja pacar elu," sela si Michael sambil tertawa, lalu mengecup bibir gua sekilas, kemudian bibir Fajar juga.


Tetapi gue lihat si Michael juga tidak melewatkan kesempatan mentowel pantat semok pacar gue. Malah, kelihatannya si Michael paling keras. Buktinya, Kevin sampai mendesah, lalu terpaksa terjinjit, hampir kehilangan keseimbangannya berdiri. Gue lihat kontolnya sudah ngaceng total dan terbentur sama kontol Michael yang separuh ngaceng. Michael sendiri adalah seorang pria keturunan Tionghoa tampan yang punya toko tas kulit di Glodok. Kulitnya putih dan wajahnya putih khas orang Tionghoa. Matanya sipit dan bicaranya sedikit cadel. Menurutku, daya tariknya berada di badannya yang sangat kekar dan kontolnya yang besar dan tidak bersunat yang sering gue lihat kalau lagi mandi bersama. Di antara kami semua, Michael ini yang paling pemalu.


"Wah Kevin," si Kenji lalu mencumbu mulut si Kevin secara langsung, dan memberi Kevin sinyal untuk mengeluarkan lidahnya. Kevin menurut, lalu mereka saling menjilat-jilat lidah mereka khas bokep Jepang. Kenji lalu ketawa dan menggesek-gesekkan jarinya ke sekitar lubang kenikmatan Kevin. Badan Kevin bergetar. "Nicholas hampir tiap hari yang diceritakan kamu terus."


Kenji lalu menoleh ke aku dan melumat bibirku sekilas. Lalu, dia tertawa. Yang ini Kenji, pria asli Jepang yang sudah tinggal di Indonesia 12 tahun. Dia bisa berbicara Bahasa Indonesia seperti orang lokal. Usianya lebih tua dari kami semua, sekitar 37 tahun. Tetapi, badannya masih bugar dan kotak-kotak. Wajahnya tampan khas pemain bokep Jepang dengan jenggot dan kumis tertata rapi dan kulit yang putih agak kemerahan. Dia merupakan tenaga ahli produksi perusahaan sparepart mobil ternama dari Jepang. Meskipun sering bergurau keterlaluan, menurut gue si Kenji ini yang paling baik di antara mereka semua.


Rendy mengajak kami semua duduk di sofa sembari dia membuka botol wine. Kami bercakap-cakap sambil meminum wine dengan Kevin di samping gue. Di depan, film bokep Jepang tidak berhenti diputar. Anak-anak sepertinya sudah mulai mabuk. Begitu juga si Kevin. Wajahnya sudah mulai memerah.


Gue melihat anak-anak lain mulai menyoroti setiap centi tubuh Kevin. Seperti biasa, Kevin mengenakan kaos singlet longgar low cut yang membuka sebagian besar samping pinggangnya. Tubuhnya yang penuh otot dan dipadu kulitnya yang mulus bersih seakan-akan ditelanjangi oleh teman-teman gue. Ditambah lagi, pantatnya yang sangat montok, bulat dan kencang itu. Para top ini pasti segera kehilangan kontrol.


"Pantesan aja si Nicho betah sama elo, Vin!" si Fajar yang duduk di sebelah Kevin mulai menggoda Kevin lagi. Matanya merah sekarang, "Elo kalau dilihat-lihat ternyata imut dan lucu. Badan elo mulus banget pula. Idaman para top."


Tangan Fajar menjulur ke belakang, mengelus-elus pantat Kevin dan meremasnya penuh nafsu. Kevin yang diperlakukan seperti ini cuma tersenyum aja.


"Gila, kenceng banget lagi pantatnya," ujar si Fajar terus memainkan tangannya di pantat pejal si Kevin.


"Siapa dulu dong pacarnya? Nicho!" jawab gue berusaha melucu. "Elo semua bakal lebih kagum lagi kalau elo semua lihat ini."


Gue dengan spontan lalu menarik Kevin berdiri, menghadapkannya mereka semua ke pantat Kevin, lalu melorotkan celana kaos pendek si Kevin. Gue hapal bener dia tidak pernah memakai sempak. Sekarang, pantat Kevin yang putih mulus dan bulat besar terekspos tak tertutupi satu benang pun. Riuh suara mereka terdengar. Decak kagum mereka perlihatkan ke pantat mulus Kevin. Bukan hanya pantat montok mulus itu saja, mereka terkagum dengan jembut tipis dan kontol besar Kevin berwarna pink yang tergantung dan terlihat sekilas dari balik pantat.


"Wuihhh, mulus banget," Rendy datang lalu meremas-remas pantat Kevin.


Fajar yang sudah tidak peduli lagi langsung berdiri dan me-rimming lubang pantat Kevin yang bersih dari bulu karena dicukur rutin atas permintaan gue. Kenji sudah datang dan ikut meraba dan menjamah paha kekar dan pantat mulus Kevin. Sedangkan si Michael yang biasa pemalunya sekarang ikut mendekat dan mengagumi tubuh Kevin.


Menjadi obyek tontonan teman-teman gue begini, gue tahu Kevin sangat bernafsu. Rudalnya langsung mengacung keras menghadap ke atas. Sementara dia berdiri menghadap gue, teman-teman gue yang lain bergerilya menjamah pantatnya, kontolnya, testisnya, dan pahanya. Si Fajar malah dengan tanpa malunya terus memberikan kenikmatan pada lubang pembuangan Kevin sampai Kevin merintih-rintih keenakan.


"Keren kan lubang pacar gue?" ujar gue memecah keheningan. "Coba deh kalian pakai kontol kalian. Biar tau rasanya dijepit pakai pantat pacar gue."


Fajar langsung melepas mulut dan lidahnya dari lubang kenikmatan Kevin.


"BENERAN, NICH?"


Gue memandang si Kevin yang kelihatan makin bernafsu dan memajukkan pantatnya ke depan. Gue yakin dia sudah siap dan ingin sekali disodomi oleh kontol siapapun yang mau masuk.


"Sayang," gua berbisik lalu melumati bibir dan lidah pacar gue yang sedang memajukan pantatnya itu. "Gak papa ya temanku pake pantat kamu? Biar mereka tahu seberapa hebat lubang kamu, sayang."


Gua mencumbui mulut Kevin lagi dengan penuh nafsu.


"Iya, sayang," bisik Kevin parau dengan suara yang menahan nafsu yang luar biasa besar. "Mereka boleh kok pakai lubangku sepuas yang mereka mau, sayang. Buat kamu."


Gue melumat habis bibir Kevin. Gua lalu mengangkat jempol gue dan memberikan lampu hijau buat mereka memakai tubuh pacar gue yang gue sayang ini. Detik itu juga, gue bisa merasakan Kevin menerima kontol pertama yang memasuki lubang pantatnya. Dia mendesah tertahan di di dalam mulut gue. Gue tahu sesuatu yang sangat hot yang lebih dari yang gue bisa bayangkan akan terjadi hari ini.


Gue melihat ke belakang, ternyata Fajar sudah dengan tidak sabar telah menggauli pacar gue.





🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥


Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/KW4rErN
📱 WhatsApp Admin: https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS


"Sayang, kamu dimasukin dua kontol bisa, kan?" Gua bertanya, memancing teman gue untuk melakukan double penetration.


"IYA SAYANG!" ucap Kevin terdengar sangat bersemangat. "Suruh mereka masukin aja! Aku pengen kontol lagi!"


Fajar yang mendengar permintaan itu langsung mengatur posisi agar salah seorang lagi bisa ikut men-double Kevin. Rendy bergegas melepas mulutnya dari pentil Kevin dan mengambil posisi di belakang, siap ikut menyetubuhi Fajar. Rendy lalu mengarahkan mulutnya ke mulut gue dan mengajak gue berciuman French kiss selama beberapa detik sampai kontolnya sudah tegang sepenuhnya. 


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥


Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/KW4rErN
📱 WhatsApp Admin: https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS


Hampir dua jam Kevin digilir oleh Fajar, Rendy, Michael dan Kenji. Lubang pantat, sekujur badan, wajah dan mulut Kevin semua sudah berlumuran sperma segar. Kevin sendiri mulai lemas, sementara gue sudah memelulurkan ceceran sperma teman-teman gue merata ke seluruh tubuh Kevin. Gue melihat dia semakin seksi bila seperti ini.


"Sayang, masih berapa kontol lagi yang mau entotin aku?" tanya Kevin sambil tiduran di sofa dan di belakangnya digenjot tanpa ampun oleh Michael.


Gue cium bibirnya yang berlumuran sperma sekilas, lalu berbisik, "Ini Michael yang terakhir, sayang. Kamu capek ya? Apa udah enggak kuat?"


"Bukan, sayang!" jawabnya di sela desahannya karena kontol Michael. "Ini masih kurang... Aku mau kontol... Aku masih mau kontol lagi..."


Kevin merengek manja, tidak rela kehabisan stok kontol. Padahal, dia sendiri sudah ejakulasi 17 kali saat gue hitung. Ternyata, masih kurang saja buat Kevin! Gue cuma tersenyum penuh kasih sayang, memberikan support pada Kevin. Gue bangga dia mampu menumbangkan empat kontol teman-teman gue sekaligus.


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥


Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/KW4rErN
📱 WhatsApp Admin: https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS


Setelah selesai pertempuran birahi dahsyat itu, Kenji bersikeras meminta untuk memandikan Kevin sebelum kami berangkat keluar makan. Gue cuma terkekeh pelan. Ada-ada saja fantasi orang Jepang itu! Gue memapah Kevin ke depan kamar mandi dan menyerahkan tubuh lemas Kevin ke Kenji.


"Titip tubuh pacar gue ya," ucap gue bercanda ke Kenji.


Kenji cuma tersenyum mesum dan menjawab singkat, "Siap, komandan."


Dari depan kamar mandi, gue mendengar Kevin digarap penuh nafsu oleh Kenji. 


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥


Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/KW4rErN
📱 WhatsApp Admin: https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS


Tidak lama ternyata badan Kevin bisa bersih dan berpakaian. Ternyata, saat pergi makan, bajunya sudah entah di mana lagi, berserakan di dalam mobil. Anak-anak berebutan duduk di sebelah Kevin untuk menggarapnya. Kami membawa mobil Pajero Sport hitam milik Kenji karena kacanya hitam gelap yang tidak bisa dilihat dari luar sama sekali. Mereka memutuskan Fajar yang menyetir karena mereka merasa daritadi Fajar yang paling puas menikmati tubuh Kevin.


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥


Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/KW4rErN
📱 WhatsApp Admin: https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS


"Argh, enak, Ren!" ucap Kevin menoleh ke belakang, menghadap mulut Rendy dan melumatinya. "Ganti kontol, please."


Kevin lalu menghadap ke depan, ke arah gue duduk. Dia hendak meminta izin.


"Sayang! Pengen kontol, sayang! Pengen dientot. Boleh ya?" tanya Kevin meracau memelas.


Gue tersenyum sabar ke arah mereka, memberi izin pada Rendy untuk mengeksekusi persenggamaan itu.


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥


Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/KW4rErN
📱 WhatsApp Admin: https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS



Setelah membayar, kami langsung bergegas kembali pulang. Gue melangkah bersama Kenji ke mobil dan mendapati Michael yang sedang menyetubuhi Kevin sekarang. Dalam posisi doggy style, tangan Michael memegangi Kevin sambil kontol monster Michael menggenjoti pantat besar Kevin.


"Sayang, kita pulang sendiri sekarang? Tempatnya dekat apartemen... Kita bisa naik Gocar dari sini," tanya gue menawari.


"Sayang, aku masih mau kontol..."


Gue mendesah pelan.


"Ya udah, kita coba tanya anak-anak punya teman top yang bisa pakai kamu semalaman enggak ya, sayang?" jawab gue berusaha membantu. "Nanti aku temani kamu gak tidur terus dientoti semalaman. Mumpung ini hari Sabtu."


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥


Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/KW4rErN
📱 WhatsApp Admin: https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: https://t.me/reading4healing



PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP


Salam hangat untuk para pembaca setia,


Perkenalkan, saya Jeremy Murakami, seorang penulis cerita homoerotik yang menghadirkan kisah-kisah sensual, kontroversial, dan penuh skandal. Novel-novel saya menampilkan tokoh-tokoh pria tampan, jantan, dan memikat, dirancang khusus untuk Anda yang menikmati cerita erotis dengan kualitas premium.


Untuk menikmati novel ini dalam format PDF yang bisa Anda baca selamanya, tersedia tiga pilihan pembelian:


1. Melalui WhatsApp (Fast Response)


Silakan hubungi WhatsApp admin di 0813-3838-3995 atau klik link berikut:
📱 Chat via WhatsApp - https://wa.me/6281338383995


Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer Bank BCA/Mandiri (detail akan diberikan oleh admin).


File PDF akan dikirimkan melalui email atau langsung via WhatsApp, sesuai permintaan Anda.


2. Melalui Telegram (Fast Response)


Silakan hubungi akun @reading4healing atau klik link berikut:
📩 Chat via Telegram - https://t.me/reading4healing


Proses pembayaran dan pengiriman file sama seperti melalui WhatsApp.


3. Melalui Lynk.id (Pembayaran Digital Lengkap & Aman)


Jika Anda ingin pilihan pembayaran yang lebih fleksibel, Lynk.id adalah solusi terbaik!


Bisa menggunakan QRIS, Virtual Account, Kartu Debit/Kredit, DANA, ShopeePay, GoPay, dan OVO.


Setelah pembayaran, Anda akan langsung mendapatkan file PDF untuk diunduh.


Pastikan segera mengunduh file setelah pembelian untuk menghindari kendala di kemudian hari.



Jika ada pertanyaan atau kendala, silakan hubungi admin Reading4Healing melalui:
📱 WhatsApp: Klik di sini - https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: Klik di sini - https://t.me/reading4healing


Terima kasih atas dukungan dan antusiasme Anda terhadap karya-karya saya. Semoga cerita ini memberikan pengalaman membaca yang tak terlupakan!


Salam hangat,
Jeremy Murakami


Friday, April 11, 2025

Lubang Pemuas Pria - Pria Beristri

 




Judul: Lubang Pemuas Pria - Pria Beristri

Penulis: Jeremy Murakami

Jumlah halaman: 31 halaman

Harga: Rp 15k

***


Hari itu, entah menjadi sebuah trauma besar atau sebuah lembaran baru diriku menjadi pria yang haus akan hujaman kontol, semuanya yang jelas menjadi sebuah awal kegilaan yang mengubah hidupku selamanya. 

Perkenalkan, namaku Richie Permana. Usiaku 27 tahun. Aku adalah seorang pria straight yang menjadi pemuas seks suami-suami kesepian di mess kantorku… 


[ … ]


Aku adalah seorang pria metroseksual yang bangga akan statusku itu. Singkatnya, aku sangat menjaga penampilanku. Aku pergi ke pusat kebugaran enam kali seminggu dan libur hanya hari Minggu untuk rest day. Setiap hari, aku memikirkan pakaian apa yang harus aku pakai matang-matang agar aku selalu tampil rapi dan enak dipandang. Aku juga menjaga kebersihan tubuhku dengan rajin mandi, menggosok gigi, berkumur dengan listerin, dan memakai parfum agar keringatku tidak tercium saat aku bekerja keras sepanjang hari. Setiap harus berbicara dengan orang dengan jarak dekat, aku mengonsumsi permen mint agar aroma napasku selalu segar. Ditambah lagi, aku terlahir dengan genetik yang superior. Kulitku putih dan bersih. Badanku sangat proporsional, dengan tinggi 175 cm dan berat 70 cm. Karena aku rajin olah raga, tubuhku pun berotot dan perutku six pack. Hidungku mancung dan alisku tebal. Orang bilang tatapan mataku tajam seperti elang. Banyak yang bilang aku adalah pria yang ramah dan itu membuat aku banyak disukai teman-temanku. Secara garis besar, aku bisa dibilang seorang pria yang sangat ideal untuk dijadikan pasangan hidup. 

Aku bangga dengan pandangan orang-orang tentang diriku dan berusaha tetap menjadi orang yang disukai orang lain. Namun, rupanya ini menjadi boomerang bagi diriku sendiri. Sebuah kejadian yang terjadi di mess kantorku mengubah hidupku selamanya…


[ … ]


Di usia muda, aku bekerja di salah satu pengeboran minyak lepas pantai terbesar di Amerika Latin, tepatnya di Barrancabermeja, Kolombia. Aku bekerja sebagai manajer operasional bagian pemasangan dengan gaji sekitar tiga milyar per tahun, atau sekitar 250 juta per bulan dalam kurs rupiah. Namun, aku harus bekerja selama enam bulan penuh di Kolombia dan enam bulan libur di Indonesia. Selain itu, aku harus bekerja dengan shift 12 jam tiap hari dan mendapatkan libur hanya satu hari setiap minggu. Aku juga tinggal di mess, satu kamar dengan lima staff lain.

Meskipun pekerjaan kami ini bergengsi dan bayarannya mahal, akomodasi di mess kami sangat terbatas. Mungkin karena tempatnya cukup terpencil. Setiap kamar para staff berisi tiga pasang bunk bed untuk enam orang. Di kamar juga terdapat satu kamar mandi yang terdapat hanya shower dan kloset saja. Namun, kamar kami selalu bersih karena ada banyak cleaning service yang bertugas membersihkan kamar di mess. Selain itu, sprei kami diganti satu minggu sekali dan kamar mandi kami dibersihkan tiap dua hari sekali. Pakaian kami juga dibersihkan setiap hari oleh staff kebersihan sehingga kami tidak perlu memikirkan hal lain selain pekerjaan. Selain itu, di mess juga ada fasilitas kolam renang dan sebuah fitness center yang cukup luas yang hampir tiap hari aku pakai. Selain itu, satu bulan sekali, kami diberi waktu libur satu minggu yang bisa kupakai untuk berlibur ke Miami, Amerika Serikat karena tempatnya tidak terlalu jauh dari Barrancabermeja. Jadi, dari Bandara Yariguíes di Barrancabermeja, aku terbang sekitar satu setengah jam ke Bandara El Dorado di Bogotá, ibu kota Kolombia. Setelah itu, dari Bandara El Dorado, aku hanya perlu terbang ke Miami, Florida selama empat jam. Kalau sedang tidak mood untuk traveling terlalu jauh, aku pergi di sekitar Kolombia saja, seperti kota Medellin, Barranquilla, dan Popayán. Aku tidak bisa terlalu banyak mengeluh. Aku suka negara Kolombia dan orang-orangnya. Mereka, seperti kebanyakan orang Latin lainnya, sangat hangat, ramah, dan easy going.

Mengenai kamar, kami biasanya diatur tidur satu kamar dengan satu tim kami agar kami bisa saling mengenal dengan baik dan mudah bekerja sama. Namun, kala itu aku terpaksa harus tidur dengan lima pria dari tim lain karena kamarku penuh dan aku orang yang terakhir datang dari timku. Aku sih tidak masalah juga. Karena, toh sekamar dengan satu tim kadang ada tidak enaknya. Saat satu konflik terjadi di pekerjaan, kami jadi tidak punya tempat untuk saling menjaga jarak dan meredakan emosi terhadap satu sama lain. Jadi, aku merasa sekamar dengan orang-orang dari tim lain ada sisi positifnya. Setidaknya, aku bisa menambah teman sekaligus bisa melupakan pekerjaan saat di kamar.

Hari pertama datang, aku segera disambut dari Bandara Yariguíes dan diantar naik bus bersama beberapa staff dari divisi lain yang datang pada hari yang sama. Setelah itu, kami langsung diantar ke mess kami. Di sana, aku langsung mendapat informasi nomor kamar dan daftar teman sekamarku. Saat membaca informasi kamar, aku akan sekamar dengan lima orang dari divisi pilot helikopter. Mereka bertanggung jawab melayani para klien dan pemegang saham yang ingin mengunjungi tempat pengeboran minyak. Biasanya para pilot helikopter ini tua-tua. Saat kubaca, kelima teman sekamarki berasal dari Dubai, Italia, Spanyol, Amerika Serikat, dan satu orang lokal Kolombia sendiri. Sebenarnya, setiap enam bulan, kami akan di-rolling dan mendapatkan tim dan kamar yang baru. Namun, kelima orang ini ternyata sudah memasuki bulan ketiga mereka dan akan mendapatkan libur dalam tiga bulan ke depan. Nanti, tiga bulan berikutnya aku akan mendapatkan teman-teman sekamar baru.

Begitu masuk ke kamar, aku segera membuka pintu. Ternyata, tidak ada seorang pun di dalam kamar. Anehnya, di kamar ini juga ada satu kasur tambahan di depan televisi. Itu sebuah kasur besar yang mungkin ditaruh di depan televisi untuk menonton bersama dengan teman-teman lain. Aku pun segera membuka kemeja dan celanaku, hendak menaruh pakaian yang baru kupakai ke keranjang cucian. Aku memang sangat menjaga kebersihan tubuhku. Bagiku, baju yang dipakai ke bandara sangat kotor karena bandara adalah tempat orang dari berbagai tempat di dunia berkumpul dan kita tidak tahu habis dari mana saja mereka. Aku pun berjongkok sambil hanya memakai celana dalam di depan kasur, membereskan koporku. Saat aku berdiri dalam keadaan membungkuk, tiba-tiba saja ada seorang pria berbadan besar menarik paksa celana dalamku turun hingga pantatku terbuka. Aku kaget bukan main. Aku pun berteriak karena ditelanjangi secara paksa seperti ini.

“Hei, apa yang kau lakukan?” tanyaku pada orang di belakangku.

Aku menoleh ke belakang. Seorang pria usia empat puluh tahunan berdiri di belakangku dan menatap pantat montokku tanpa berkedip. Pria itu berwajah tampan dengan kulit putih eksotis dan rambut coklat gelap. Dia memelihara jenggot dan kumis yang dicukur rapi. Matanya biru menyala dan badannya luar biasa berotot seperti binaraga. Dia juga hanya memakai celana training tanpa kaos di tubuhnya, lalu tampak berkeringat seperti habis olah raga. Tubuhku bergidik karena baru pertama kali mengalami pelecehan begini.

“HENTIKAN!” teriakku namun kakiku lemas karena baru pertama kali aku mengalami hal ini.

Pria itu segera saja menjulurkan lidahnya sambil tangannya yang berkeringat meremasi pantatku. Lidahnya terjulur dan menjilat habis pantatku, membuatku tidak berdaya.

“Ohhhh… Ahhh… Apa-apaan ini?” teriakku dalam Bahasa Inggris.

Tanpa segan-segan, pria itu segera menjilati pantatku dengan gemas sambil pantatnya terus meremas gemas pantatku.

“Tolong hentikan!” kataku mulai memangis. “Ini pelecehan! Tolong, lepaskan aku!”

Seorang pria berwajah Arab datang dengan membuka pintu dan mengamati kami.

“Tolong aku!” pintaku dalam Bahasa Inggris. “Pria ini melecehkan aku!”

“Hei apa yang kau lakukan?” tanya pria Arab itu santai dalam Bahasa Inggris dengan aksen yang kental.

Paras pria Arab ini tidak kalah tampan. Matanya coklat muda dan rambutnya tampak lebat dan wajahnya sangat menarik untuk dipandang.

“Terlalu canggung kalau harus bersenggama denganmu,” jawabnya dalam Bahasa Inggris dengan aksen Italia kental sambil masih sibuk mencumbui pantatku dengan mulut dan lidahnya. “Mungkin kita bisa menyenggamai anak baru ini. Kau lihat, dia terlihat seksi sekali… Tubuhnya benar-benar indah… Sepertinya, bukan ide buruk kalau aku menyenggamai dia… Aku kangen istriku…”

“Tolong hentikan!” teriakku ketakutan. “Dasar gila! Aku ini pria! Jangan seenaknya kamu memperkosa aku seperti ini!”

Ternyata ada seorang pria kulit putih lagi yang masuk. Dia juga tampak habis berolah raga seperti pria yang sedang mengerjai pantatku ini. Dia tampak berusia akhir 40 tahunan dan berbadan bugar. Rambutnya gelap dan senyumnya manis.

“Wah, gila! Apa yang kau lakukan, Stefano?” tanyanya dengan logat Amerika yang sangat kental. “Kau mengenal pria ini?”

“Dia anak baru yang akan sekamar dengan kita!” sela pria Arab tampan bermata indah tadi.

“Lalu, kamu hanya diam saja dan menonton, Samir?” tanya pria Amerika itu tida percaya

Ternyata nama pria Arab itu Samir!

“Ayolah, Samir!” ucap si Stefano yang sedang sibuk-sibuknya berbicara sambil me-rimming pantatku. “Kau ikut saja mengerjai pria ini! Kau juga terus bilang kau kangen istrimu, bukan? Kita akan bersenang-senang bersama! Iya kan, James?”

Kulihat Samir tampak sama kebingungannya dengan diriku dari raut wajahnya. James, si pria Amerika, mendekati wajahku yang masih membelakangi mereka karena pantatku sedang dijilati si Stefano. James memegang pipiku lalu mengecup bibirku lembut! Ciuman pertamaku dengan pria! Aku melotot dan segera mengelap mulutku cepat-cepat.

“Aku bukan homoseksual!” teriakku kesal. “Aku juga tidak sudi dicium kamu! Aku tidak mengenal kamu!”

“Hei, anak baru…” kata si James sambil menyunggingkan senyum sinis. “Mungkin, dengan bersenggama, kita bisa makin mengenal lebih dalam! Namaku James dari Amerika. Yang mengerjai pantatmu sekarang adalah Stefano, pria Italia. Yang Arab tampan itu adalah Samir. Dia dari Dubai. Ada lagi Antonio dari Spanyol yang sebentar lagi datang. Juga ada Arturo dari Kolombia, orang asli sini.”

“KALIAN SEMUA GILA!” teriakku kesal. “TOLONG! TOLONG AKU!”

James segera membungkam mulutku dengan tangannya. Aku pun refleks menggerakkan tanganku untuk melepas bungkaman tangan si James. Stefano bangkit dan segera memegangi kedua tanganku. Ternyata, ada dua orang lagi yang datang! Dua-duanya adalah pria dengan wajah Latin yang tampan dengan rambut coklat yang gelap.

“Oh, bagus, kemari lah, Antonio!” ucap James dengan senyum sumringah. “Cepat bawa Samir kemari dan keluarkan penisnya untuk membungkam mulut teman baru kita ini…”

“Tentu saja,” ujar pria yang berbadan atletis dan berambut pendek namun modis itu tersenyum, menghampiri Samir dan menarik tangannya. “Aku sudah pernah melakukan ini bersama beberapa temanku di Spanyol… Lebih baik daripada kita tidak bisa mendapatkan pussy di sini.”

“Kau juga ikut membantu, Arturo!” sela Stefano. “Bantu James memegangi tangannya yang satu lagi! Aku belum puas menjilati lubang prianya ini.”

James segera melepas bungkamannya ke mulutku, lalu bergantian memegangi tangan kiriku kuat-kuat. Meskipun tampak bingung, Arturo, pria yang badannya lebih kekar dari Antonio itu mendekatiku dan memegangi tangan kananku dan bekerja sama dengan James untuk menghalangi aku bergerak. Stefano pun kembali bebas menggarap pantatku. Antonio sendiri menggandeng tangan Samir dengan mantap. Begitu di depan kepalaku, Antonio dengan santainya membuka resleting celana Samir dan mengeluarkan kontol Samir yang masih lemas.

“Wow,” kata Antonio bersiul. “Ternyata rumor yang kudengar benar. Kemaluan pria Arab memang besar sekali ya!”

Antonio pun dengan telaten mengocok kontol Samir, menyiapkannya agar bisa segera siap aku emut. Aku pun bergidik ngeri melihat kontol jumbo Samir di depanku. Ukuran kepalanya hampir selebar mulutku! Aku pun langsung menutup mulutku kuat-kuat, tidak mau sampai kontol Samir masuk ke dalam mulutku. 

“Buka mulutmu, sayang!” ucap Stefano di sela-sela jilatannya padaku.

Antonio segera menarik kepalaku untuk mendekat ke depan kontol Samir yang sudah mengacung. Antonio segera menutup hidungku agar aku tidak bisa bernapas dan terpaksa membuka mulutku. Saat aku terpaksa membuka mulutku, Antonio mendorong pantat montok telanjang Samir hingga kontolnya masuk ke tenggorokanku. Aku terbatuk-batuk, hampir muntah. Namun, Antonio tidak memberi aku waktu untuk membiasakan diri. Samir sendiri sepertinya mulai menikmati. Dia tanpa malu-malu ikut memaju-mundurkan pantatnya untuk merojok tenggorokanku. Air mataku keluar karena kerongkonganku terisi penuh kontol Samir saat ini.

“Gila!” teriak si Antonio bersemangat.

“Aku rindu sensasi seperti ini… Arturo, James, kalian pegang tangannya kuat-kuat! Jangan sampai dia bisa bergerak! Aku ingin membuat teman baru kita ini keenakan!”

Kurasakan Arturo semakin merapatkan pegangan tangannya di tanganku ke belakang. Antonio sendiri berjongkok di bawah tubuhku. Dia pun mengocok kontolku sambil tertawa.

“Wah, penisnya mulai menegang, guys!” ucap Antonio sambil tertawa-tawa.

Aku jujur merasa campur aduk. Ini seperti mimpi buruk! Mulutku penuh akan kontol Samir yang besar itu sampai rahangku sakit. Kontol itu bahkan dipaksa masuk sampai ke dalam tenggorokanku. Sedangkan di belakangku, Stefano, si pria Italia yang seksi itu, terus menjilati dan memainkan lidahnya di dalam lubang pantatku. Aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu. Lubangku terasa licin sekali dan digelitik-gelitik lidah lembut dan basah Stefano. Sedangkan sekarang, di bawah tubuhku, Antonio sedang berjongkok dan mengocoki kontolku yang berkedut-kedut sambil menjilati kedua putingku bergantian. Aku melihat wajah Spanyol tampannya itu tertawa-tawa, melihat mulutku terus mengulumi kontol Samir. Mulutku sendiri mulai mengerang-erang sambil masih tersumpal kontol Arab nikmat si Samir di dalam. Aku pun merasa seperti orang gila karena hati kecilku merasa jijik dengan ini semua tetapi kontolku berkata lain. Kontolku semakin menegang.

“Tidak buruk untuk kontol pertama yang kau hisap, kan?” tanya Antonio dengan wajah tengilnya. “Kau tampak menikmatinya, sobat…”

Aku pun menggeleng-gelengkan mulutku, ingin menyangkali kata-katanya. Namun, itu malah membuat kontol Samir keenakan karena bisa menjelajah tenggorokanku lebih menyeluruh.

“Ahhhh… Ahhhh… Ohhhh…”

Antonio tertawa, lalu berteriak, “Kawan, apa kau sengaja membuat Samir segera memuncratkan spermanya di dalam tenggorokanmu?”

Aku pun melotot dan menggeleng-gelengkan kepalaku. Samir tampak semakin keenakan dibuatnya. Antonio semakin tertawa melihatku tidak sengaja membuat Samir keenakan.

“Aku sudah tidak tahan lagi!” ucap Stefano setelah melepas pagutannya pada pantat perawanku sambil berdiri. “Aku akan segera menyetubuhi anak baru ini….”

Aku pun berusaha melepaskan tanganku dari dekapan tangan Arturo. Sengaja aku gerakkan tubuhku agar bisa lepas dari sergapan mereka berlima. Arturo sendiri semakin mempererat pegangannya ke tanganku.

“Jangan lakukan ini!” ucap Arturo memperingatkan. “Ini malah semakin menyakitkan buatmu!”

“Lemaskan tubuhmu, sobat…” ucap Stefano sambil mengobok-obok pantatku dengan tangannya. “Aku bersumpah, kau akan menikmatinya… Aku akan pastikan itu…”

“JANGAN!” kataku meronta-ronta sambil menangis dengan mulut masih penuh kemaluan si Samir. “TOLONG, LEPASKAN AKU! AKU TAKUT SAKIT!”

“Samir, lepaskan batang pelermu dari mulut teman baru kita ini…” ujar Antonio memberi arahan. “Cium bibirnya, lalu aku akan menghisap pelernya. Biar dia lebih santai.”

Samir segera melepas kemaluannya, lalu bibir merahnya mencipok bibirku tanpa pikir panjang. Rasa mulut Samir manis… Perlahan-lahan, dengan lembut, dia memasukkan lidahnya di dalam mulutku dan mengajakku melakukan french kiss. Entah kenapa, saat Samir menciumku, aku merasa lebih tenang. Mungkin karena dia yang paling tidak agresif dari mereka semua. Meskipun dia membuatku menghisap kemaluannya, dia melakukannya karena perintah pria-pria yang lain. Ciumannya yang lembut juga membuatku lebih nyaman dengannya. Dia memberi aku waktu untuk menikmati mulutnya perlahan-lahan.

Di saat ciuman Samir mulai menenangkanku, aku rasakan kemaluanku pun mendapatkan kenikmatan dari mulut berpengalaman Antonio. Dia tampak sudah terbiasa menghisap kemaluan pria. Selain itu, tangannya menggelitik-gelitik putingku. Aku sampai lupa si Stefano sedang menjilati bo’olku di belakangku.

“Hei, jangan lupakan aku dan Arturo di sini!” teriak James protes.

“Lakukan apa pun yang kalian bisa lakukan sekarang dengan tubuh teman baru kita ini!” jelas Antonio sambil mulutnya terus melahap kontolku.

“Jadi, kami lepas saja pegangan tangannya?” tanya si Arturo, si pria lokal Kolombia yang tampan itu, kebingungan. “Apa tidak masalah ini?”

“Percayalah padaku! Saat ini, teman baru kita ini tidak akan berontak!” jawab Antonio sotoy. “Dia sudah terkena perangkap kita. Sekarang, mau kita apakan saja, dia akan menerimanya…”

Aku pun tidak bisa berpikir tenang. Sekarang, aku cuma membiarkan saja bibir manis Samir melumati bibirku penuh nafsu sambil memegangi rahangku. Samir berwajah sangat manis dan lembut. Entah kenapa, aku jadi terangsang juga dibuatnya. Belum lagi, Stefano mulai memasukkan satu jarinya dan mengobok-obok pantatku, berusaha menyiapkan lubangku untuk disenggama. Sedari tadi si Antonio yang banyak mengoceh pun juga tak henti-hentinya mengemuti penisku… Entah kenapa, aku jadi pasrah sekarang… Persis seperti kata-kata Antonio.

James dan Arturo pun segera melepas genggamannya masing-masing dari tanganku. Mereka segera berjongkok di dekat Antonio dan menghadap ke kedua putingku. Aku pun segera berpegangan ke pundak Samir karena kakiku lemas setelah dikerjai di berbagai titik sensitif begini.

“Aku tak menyangka kau bisa selahap itu mengoral kontol pria, Antonio!” ujar James mengejek Antonio sebelum bersiap mengerjai titik-titik sensitifku lainnya.

“Berbicaralah setelah kau merasakannya, sobat!” kata Antonio balas mencibir dan tersenyum merekah. “Tidak ada bedanya menghisap penis dan vagina. Sama-sama digunakan untuk kencing!”

James tertawa lalu segera mengecupi putingku dari bawah, diikuti Arturo yang ikut tertawa. Sekarang, aku seperti sudah tidak ada di dunia ini lagi. Mulutku terus dicumbui oleh mulut segar Samir, pria Dubai tampan itu. Si cowok Spanyol tengil, Antonio, sedang mengorali kontolku sambil sesekali memainkan testisku lembut. James, hot daddy dari Amerika, dan Arturo, si pria seksi Kolombia, sedang menjilati kedua putingku bebarengan. Di belakangku, Stefano, si pria Italia berbadan kekar itu, sedang mengobok-obok isi pantatku dengan jari-jarinya yang licin sambil napasnya mendesis, ingin segera dipuaskan.

“Sekarang, aku sudah tidak tahan lagi…” sela Stefano memecah keheningannya sendiri. “Aku akan masuk, teman… Biarkan aku menuntaskan nafsuku di lubang pantat sempitmu ini…”

Stefano meludahi tangannya dan mengoleskan liurnya di penisnya. Lalu, tanpa ragu-ragu lagi, segera dia dorong penis itu masuk ke dalam pantatku yang masih perawan itu. Tubuhku menegang. Namun, Samir segera melepas cumbuan bibirku dan berbisik di depan mulutku.

“Tahan, sobat…” ucapnya dengan napas yang tak kalah memburu. “Kupastikan mereka tidak akan menyakitimu… Lepaskan lah… Pasrahkan dirimu… Aku janji aku yang akan memuaskanmu…”

Akhirnya, dalam satu hentakan, kurasakan penis Stefano mulai menerobos bibir pantatku. Aku cuma mengangguk-angguk pada Samir sambil mengerang kesakitan. Samir pun segera mencaplok kembali mulutku, berusaha menenangkanku dengan cumbuan lembut di mulutku. Aku keluarkan lidahku, mengharapkan Samir lebih agresif mencumbuiku sehingga aku melupakan rasa sakit di pantatku. Samir langsung mengerti dan melumati bibirku kuat-kuat. Aku hisap lidah Samir sambil menerima kontol Italia besar milik Stefano merengut kesucian pantatku.

“Ahhhhh…” kataku saat kurasakan pantatku dijebol kontol Stefano.


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/MGrEErk
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini – https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: Klik di sini — https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:


“Stefano, bagi kenikmatan tubuh si anak baru pada kami juga, lah!” sela Antonio, si pria Spanyol protes.

“Oh iya, maaf,” kata Stefano menjawab, lalu memutar pantatku yang masih terganjal kontolnya hingga berbaring menyamping. “Ayo, silakan cumbu tubuh si anak baru!”

Antonio dengan tak sabar menghampiri tubuhku. Mulutnya menyambar bibirku, tempat yang sebenarnya kuharapkan diisi Samir. Namun, ternyata Antonio mencumbuku dengan seksi dan penuh nafsu. Lidahnya ditanamkan ke dalam mulutku dan menari-nari bersama lidahku. Dan aku tak bisa memungkiri, pria Spanyol ini jago sekali dalam bercumbu! Aku dibuatnya keenakan luar biasa. Samir pun segera mengarahkan kepalanya di antara selangkanganku dan selangkangan Stefano yang terus menggenjotku. Tanpa ragu, ragu, mulut Samir mencaplok kemaluanku, mengoralinya dengan canggung tetapi penuh niat. Meskipun oralannya tidak selihai Antonio tadi dan sesekali giginya mengenai kontolku, aku diam saja dan berusaha menikmati betapa nikmatnya Samir yang berusaha menyenangkanku dengan mengerjai kontolku.

“Oh Tuhan, Samir sudah gila!” teriak James, pria Amerika itu. “Dia menghisap kemaluan si anak baru!”

“Sudah jangan berisik, James!” sela Arturo sambil mendorong kepala James ke sekitar selangkanganku. “Kalian, orang Amerika, kolot sekali! Samir, biarkan James menghisap kemaluan teman baru kita ini!”

Arturo pun menarik batang kontolku dengan paksa dan mengarahkan ke depan mulut James yang berada dekat di depan selangkanganku. James pun akhirnya cuma membuka mulutnya dan membiarkan kontolku masuk paksa dan menjelajahi mulutnya. Kulihat James menutup matanya rapat-rapat, tampak grogi. Aku bisa merasakan lidah lembut James menyapu kemaluanku saat masuk di dalam mulutnya. Namun, tiba-tiba Arturo mengarahkan kemaluanku ke dalam mulutnya sendiri. Dia tampak menghisap kemaluanku sambil tangannya memegangi pangkal kontolku, berusaha familiar dengan kegiatan menghisap kontol.

“Aku juga baru pertama menghisap peler pria,” jawab Arturo setelah melepas hisapannya sambil meloco kemaluanku. “Tetapi, aku berpikir aku akan menyenggamai teman baru kita hari ini… Sudah tiga bulan aku tidak bercinta dengan istriku… Setidaknya, kalau kita memakai lubangnya, kita sepatutnya membantunya meraih kenikmatan dari aktivitas lain. Sebagai tanda menghargai, setidaknya kita hisap lah kontolnya.”



🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/MGrEErk
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini – https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: Klik di sini — https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:


“Kenapa kau keluarkan di pantatnya?” tanya Antonio dalam nada tinggi setelah melepas cumbuannya dari kontolku. “Sekarang pantatnya menjijikkan!”

“Kan hal biasa keluar di dalam seperti ini,” jawab Stefano sambil terkekeh.

“Apa kau bersih?” tanya Antonio menyelidik.

“Tentu saja, lah!” jawab Stefano cepat-cepat. “Aku kan punya istri! Ini baru pertama kalinya aku bersetubuh dengan orang lain sejak menikah!”

“Bagaimana dengan kalian?” tanya Antonio ke pria-pria lain.

“Oh my God, telat sekali kau bertanya!” Arturo menyela setelah melepas lumatannya dari putingku. “Kau baru bertanya hal ini setelah membiarkan teman baru kita disetubuhi tanpa pengaman!”

“Aku aman lah!” jawab James ikut-ikutan. “Aku pencinta monogami dengan istriku!”

“Aku tentu juga!” jawab si Samir setelah melepas cumbuannya dari leherku.

Aku kini terlentang sambil mengangkang dengan pantatku basah karena lelehan pejuh Stefano.

“Aku memang beberapa kali threesome dengan istriku bersama pria atau wanita lain,” aku si Arturo. “Tetapi, semuanya dengan pengaman dan kami rutin periksa HIV enam bulan sekali. Tiga bulan lalu, sebelum aku bertugas, aku aman!”

Samir lalu mendekati wajahku dengan tubuhku yang lemas luar biasa ini.

“Apa kamu juga aman?” tanya Samir sambil mencium keningku.

Aku cuma bisa mengangguk pasrah.

“Bagus lah!” Antonio menjelaskan. “Aku sudah tidak tahan lagi… Aku yang mengambil alih menyetubuhi pantat teman baru kita ini…”

Antonio pun mengecup bibirku sekilas lagi dan tersenyum padaku sebelum mengambil posisi berlutut di hadapan selangkanganku. Kini, aku kembali berbaring di kasur sambil kakiku diangkat ke pundak Antonio, bersiap-siap menyodomiku.

“Siapa namamu?” tanya Samir padaku.

“Richie Permana…”

“Halo, Richie…” ucap Samir lalu mencium bibirku lagi

Kami sempat berciuman lembut. Kini, aku sudah gila dan membalas lumatan bibir Samir ke mulutku. Kami pun berpagutan cukup lama sebelum kurasakan Antonio mengambil ancang-ancang untuk menembus kemaluannya ke pantatku kembali. Karena liang pantatku sudah licin akibat muncratan pejuh Stefano, Antonio tidak menemui kesulitan yang berarti untuk menembus liang senggamaku dengan kontol Spanyol-nya.


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/MGrEErk
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini – https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: Klik di sini — https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:


“Hei, apa kau jatuh cinta pada pria pertama yang baru kau cium dan menghisap kemaluanmu ini?” tanya Stefano mengejek, melepas cumbuannya dari kemaluanku dan mengocok dengan tangannya.

Wajah Samir memerah dan tampak malu dengan kata-kata yang terucap dari mulut Stefano.

“Apa kau sudah gila?” jawab Samir terkekeh. “Mau dikemanakan istriku?”

“Istrimu sedang puluhan ribu kilo meter dari sini, Samir!” jawab Stefano. “Tetapi, jangan berpikir macam-macam! Richie adalah milik kita bersama!”

Samir terkekeh. Tiba-tiba, Arturo mendekat ke arahku dan mengarahkan kemaluannya ke kepalaku. Seperti kerbau dicucuk hidungnya, aku pun langsung membuka mulutku tanpa malu-malu dan melahap kontol si Arturo, pria seksi Kolombia ini.

“Jangan banyak bicara!” sergap Arturo. “Biarkan aku juga menikmati Richie!”

Arturo pun sesekali memaju mundurkan mulutku dan memaksaku melahap batang kontolnya. Samir ganti melumati pentilku dan Stefano kembali mengoral kemaluanku. Antonio pun sudah tidak peduli dengan kami dan menyetubuhiku dengan beringas. Arturo pun melepas kuluman mulutku, lalu mengecupi bibirku.

“Bibirmu wangi, Richie,” jawab Arturo merayuku. “Seperti bibir wanita… Aku menikmatinya sobat…”

Kini Arturo gantian melumati bibirku dengan mulut dan lidahnya. Aku sudah lupa diri dan lupa identitas seksualku. Kubiarkan normal meninggalkan jiwaku. Aku mulai mencari kenikmatan dari ini semua, dan aku menemukannya. Kelima pria yang tampan ini menikmati tubuhku dan memperkenalkan padaku sebuah kenikmatan yang sebelumnya tidak kuketahui pernah ada. Aku merasakan nafsu yang membara ketika mulutku dicumbui, putingku dihisap, telingaku dijilati, kemaluanku dioral, dan pantatku disenggamai. Kenikmatan ini sangat membuai diriku hingga mulutku tak bisa kutahan mengerang-erang keenakan di dalam cumbuan mulut Arturo.

“Ahhhh… Ahhhhh… Ahhhhh…”

“Lihat, guys!” jawab Stefano. “Kita berhasil membuat Richie menikmati nikmatnya disodomi!”

Wajahku merah padam, tetapi nafsuku membuatku tidak bisa berhenti mengerang-erang dalam kenikmatan. Aku malu, tetapi tubuhku tidak bisa diajak kompromi. Antonio makin bersemangat menggenjot tubuh telanjangku. Aku pun menikmati setiap gesekan kontol Spanyol nikmat besarnya dengan otot-otot di pantatku. Sambil menggenjoti pantatku, Antonio menciumi lututku yang bersandar di pundaknya. Dia jilati lututku dengan nakal sambil kontolnya menjejali pantatku dengan kenikmatan bersenggama.

“Sayang, aku tidak kuat lagi!” katanya mengerang-erang. “Aku sudah mau orgasme, sayang!”

Tubuh Antonio bergetar-getar sambil terus menggenjot. Akhirnya, di sebuah hentakan terakhir yang mentok ke prostatku, Antonio mengerang hebat.


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/MGrEErk
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini – https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: Klik di sini — https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:


Mulutku pun kini mulai terbiasa menghisap kontol pria. Tanpa kusadari, aku telah belajar menghisap kontol Arturo sampai ke ujung tenggorokanku atau deep throat. Arturo mengerang-erang keenakan sambil kepalanya mendorong kepalaku sampai hidungku menyentuh jembut di pangkal kontolku. Aku tidak menyangka kontol Latin besar milik Arturo bisa tertelan semua di dalam tenggorokanku.

“GILA!” teriak si Arturo. “Richie SANGAT PANDAI MENGHISAP KONTOLKU!”

James terus menyodok pantatku lebih beringas. Kini, hantaman kontol sudah tidak menyakitkan bagiku. Yang ada, aku terus merasa rasa geli sekaligus keenakan dengan hantaman kontol James di dalam tubuhku.

“Argghhhhh… Arrrrgghhh… Ohhhh…” gantian James dan kontol Amerika-nya yang mendapatkan penuntasan dari lubang sempitku.

Crottt… Crottt… Crottt… Crottt… Crottt…

“Ini luar biasa sekali, teman!” kata James sambil menepuk-nepuk pantatku. “Jepitan pantatmu benar-benar luar biasa!”

Kini rohku seperti sudah lepas dari tubuhku. Kontolku berkedut-kedut di dalam mulut Samir, namun aku belum bisa mendapatkan penuntasan. Aku cuma ingin mendapatkan kenikmatan lebih dari kontol pria-pria yang mengelilingiku ini.

“Lepaskan kontolku, sayang,” kata Arturo memperingatkan aku. “Aku tidak mau mengeluarkan pejuhku sebelum menyetubuhimu hari ini…”

Aku pun melepas kontol besar Arturo dari mulutku. Dia segera mengecup mulutku sekilas, lalu berpindah ke bagian belakang tubuhku.

“Aku mau disetubuhi Richie!” sela Antonio tiba-tiba setelah melepaskan jilatannya dari putingku yang langsung mengundang ekspresi kaget pria-pria lain.

“Kau juga mau disodomi?” tanya Stefano, si pria Italia itu, terkaget-kaget.

“Aku tidak mau melewatkan pengalaman ini, Stefano…” ujar Antonio lalu mengecup bibir Stefano, membuat Stefano tertawa-tawa. “Aku masih merasa sangat terangsang. Namun, kontolku sudah tidak mampu berdiri setelah orgasme hebat di pantat Richie tadi… Satu-satunya cara adalah disetubuhi oleh Richie sekarang… Aku juga ingin pengalaman hari ini tidak sepenuhnya menyedihkan buat dirinya…”

“Tunggu aku selesai menyenggamai Richie, lah!” ucap Arturo segera memasukkan kontolnya di dalam pantatku dengan posisi sama-sama berlutut sambil menarik wajahku ke belakang untuk melumati bibirku sesekali. “Aku tidak mau kau menggangguku…”

“Tenang saja… Aku bisa melakukannya tanpa menganggumu, Arturo…”

Antonio segera merangkang dan mengarahkan selangkanganku tepat di pantatnya yang sengaja dia buka. Dia kocok-kocok kontolku sambil kepalaku menoleh ke balakng dan mulutku masih dilumati mulut Arturo. Pantatku masih disodoki pantat Arturo dengan beringas. Antonio pun mendorong pantat montoknya ke belakang hingga kontolku melesat masuk ke dalam pantatnya.

“Ahhhh…” teriak Antonio. “Tepat seperti yang kubayangkan…”

“Ahhhhh…” erangku juga di dalam lumatan Arturo.

Antonio segera menggoyang-goyangkan pantatnya dengan menggemaskan, membuat kontolku menyodok-nyodok pantat sempitnya.

“Richie, berterima kasihlah!” katanya sambil menoleh padaku. “Pantatku ini perawan, sayang!”

Aku pun mengerti sekarang. Pantas saja, pantat pria Spanyol ini sungguh ketat menjepit kemaluanku. Aku pun terus mengerang-erang seperti orang gila. Pantatku kini sedang disodok-sodok kontol Kolombia milik Arturo dan kontolku sendiri sedang mengobok-obok pantat perawan Antonio. Tiba-tiba saja, Samir mencaplok mulutku yang terlepas dari mulut Arturo dan mengerang keenakan. Kami berpagutan sambil tangannya memainkan kedua putingku. Rasanya seperti surga… Aku belajar bahwa tubuhku bisa menikmati kenikmatan yang tak pernah kubayangkan dari tubuh pria.

“Stefano… James… Masukkan kontol ke dalam mulutku dan hisaplah kontolku! Tolong, buat aku kenikmatan, sobat!”


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/MGrEErk
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini – https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: Klik di sini — https://t.me/reading4healing


LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:


“Bolehkah aku mendapatkan waktu berdua dengan Richie?” tanya Samir malu-malu. “Aku ingin menikmati waktu berdua bersama Richie…”

Wajahku memerah karena malu mendengar permintaan si pria Dubai tampan itu. Antonio langsung terbahak-bahak.

“Tentu saja, lovebirds!” kata Antonio.

Antonio mendekati aku dan Samir. Dia mencium bibir kami bergantian, lalu terkekeh dan berkata, “Kalau begitu, aku, Arturo, dan James akan menyusul Stefano ke kamar mandi… Selamat bersenang-senang…”

Antonio mengedipkan satu matanya ke arah kami. Kemudian, Arturo dan James ikut tersenyum pada kami berdua dan menciumi bibir kami berdua bergantian. Mereka pun menyusul Stefano dan Antonio mandi.


[ … ]


Samir segera memelukku dan mengecup bibirku. Mulut kami berpagutan dan saling menari-narikan lidah kami sambil tubuh telanjang kami berpelukan serta saling meraba penuh nafsu. Kami berdua terhanyut dalam sebuah percintaan lembut. Samir tampak sangat bernafsu membelai tubuhku meskipun di pantatku sedang mengalir pejuh segar keempat pria lain yang membanjiri lubangku yang tidak perjaka lagi.

Sambil menjilat-jilati lidahku, Samir membaringkanku di kasur dan lidahnya terus menjelajah isi mulutku. Mulai dari langit-langit mulutku, hingga gigi dan lidahku, semuanya Samir jelajahi dengan lidahnya. Samir memegang kedua tanganku sambil selangkangannya dia gesek-gesekkan ke selangkanganku. Kedua batang kontol tegang kami bermain sambil bergesek-gesekan. Kudengar nafas Samir makin memburu di mulutku. Lalu, dia segera mengecupi leherku dan turun menjilati putingku. Aku pun mengerang-erang, namun keraguanku muncul.

“Samir…” ucapku sambil mendesis keenakan, menikmati sapuan lidah Samir di putingku. “Ohhhh…”

Cumbuan Samir turun dari putingku ke perutku. Dia jilat lembut perutku, lalu turun ke bawah ke pahaku. Dari paha, Samir menjilati selangkanganku. Dia mulai jilatan kedua testisku lembut dan dia mainkan testisku dengan tangannya. Setelah itu, dia mulai mengoral kemaluanku. Lidahnya menyedot-nyedot batang kemaluanku sambil tangannya sedikit mengocok pelirku itu lembut. Aku mengerang-erang keenakan sambil menikmati hisapan lembut pria Dubai itu di kemaluanku. Setelah itu, dia tidak mau berlama-lama bermain di kontolku. Dia jilat makin ke bawah, hendak menjilati lubang bo’olku… Aku segera menahannya.

“Jangan, Samir…” larangku.

“Ya, Richie?” tanyanya kini sambil mata indahnya yang berwarna coklat memandangku dalam-dalam dari bawah.

“Itu…” kataku kebingungan menyampaikan perasaanku.

“Ada apa?” tanyanya lembut.

“Apakah kau tidak jijik padaku?” tanyaku memberanikan diriku bertanya.

“Jijik kenapa?” tanya Samir sambil mengernyitkan dahi.

“Kau sendiri melihat tubuhku baru saja disodomi oleh empat pria…” kataku malu-malu. “Bahkan, keempat pria itu tadi mengeluarkan pejuhnya di pantatku bergantian… Kurasakan pantatku becek sekali karena pejuh mereka…”

Samir tampak kebingungan. Dia memandangku lekat-lekat, lalu mengecup hidungku. Kurasakan wangi napasnya memenuhi indera penciumanku.

“Apa yang kau rasakan, Richie?”

“Aku?” tanyaku sambil mengernyitkan dahi lagi. “Aku…bingung…”

“Aku turut menyesal…” kata Samir syahdu. “Seharusnya… Aku berani membelamu dan melarang mereka memperkosamu…”

“Kau tidak salah…” kataku membersarkan dirinya.

“Apa kau nyaman dengan diriku menyentuhmu dan menciummu begini?” tanya Samir tiba-tiba sambil mengalihkan badannya dari badanku, takut aku tidak nyaman dengan dirinya.

“TIDAK!” cegahku, segera memintanya kembali mendekapku. “TOLONG JANGAN LEPASKAN, SAMIR!”

Samir pun mengerti dan kembali mendempetkan tubuhnya di atasku. Dia kembali menciumi leherku lembut, lalu beralih ke pipiku, dan melumati bibirku. Kubuka mulutku untuk menyambut cumbuannya. Kami saling memainkan lidah kami dan bertukar ludah di dalam mulut kami masing-masing. Napasku makin memburu, lalu membuat Samir melepaskan cumbuannya.

“Aku sama sekali tidak jijik padamu, Richie… Kalau boleh jujur, aku sangat menikmati tubuhmu…” bisik Samir jujur. “Jujur saja, aku rindu keintiman. Sudah tiga bulan aku, Stefano, Antonio, James dan Arturo tidak merasakan keintiman dari wanita. Kami rindu istri kami masing-masing. Makanya, saat melihat tubuh Asia-mu yang seksi dan mulus ini, kami tidak bisa menahan diri… Maafkan kami…”

“Kalian semua sudah menikah?” tanyaku sambil melotot. “Semuanya?”

“Sudah, Richie…” kata Samir sambil terkekeh. “Kami sudah tiga bulan di sini. Hanya Arturo yang sempat pulang ke istrinya di bulan pertama kemarin… Selebihnya, kami terpisah dari istri kami selama tiga bulan. Makanya, kami tidak bisa menahan diri saat melihatmu dengan kulitmu yang indah dan tubuhmu yang montok ini…”

Aku pun tersipu malu mendengar pujian Samir. Sepertinya, aku sudah mulai gila dan menjadi seorang pria yang haus pujian sesama pria.

“Jangan tersenyum malu seperti ini… Kau jadi semakin manis,” kata Samir menggodaku, lalu mencolek bibirku dengan tangannya lalu melumat mulutku.

Kami berpagutan sambil menikmati bibir masing-masing.

“Sekarang, ceritakan padaku… Apa yang kau rasakan?” tanya Samir.

Aku langsung bingung. Wajahku mengkerut dan mulai memasang wajah sendu. Aku pun tidak berani memandang mata Samir.

“Apa kau menyukainya?” tanya Samir lagi mendesak.

“Aku tidak tahu, Samir…” kataku jujur. “Sejujurnya, aku mulai menikmati ini semua… Tetapi, aku sadar, aku bukan seorang homoseksual. Ini tidak boleh terjadi… Namun, aku tidak bisa menyangkali diri…”

“Aku benar-benar minta maaf,” kata Samir murung. “Kami benar-benar kelewatan… Tetapi, jujur saja aku juga sangat menikmati ini semua…”

“Aku pun demikian, Samir…” kataku berusaha jujur. “Mula-mula, aku jijik… Aku juga takut… Tetapi, setelah lama-lama kalian merangsangku, aku menikmatinya…”

“Mewakili mereka berempat, aku minta maaf, Richie…” jelas si Samir. “Bisa kupastikan, meskipun kami melakukan hal yang keterlaluan, kami bukan orang jahat… Kami hanya lepas kendali…”

Aku pun cuma mengangguk, berusaha mengerti.

“Tetapi… Richie…”

“Ya?” tanyaku penasaran. “Ada apa, Samir?”

“Karena sudah kepalang tanggung…” tanya Samir malu-malu dengan muka merah. “Bolehkah aku juga menyetubuhimu?”

Aku pun merasa campur aduk… Namun, jujur saja aku mengharapkan kontol Samir lebih dari semua kontol pria lain… Aku memang paling tertarik padanya di antara pria-pria lain… 


🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – https://lynk.id/reading4healing/MGrEErk
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini – https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: Klik di sini — https://t.me/reading4healing




PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP

Salam hangat untuk para pembaca setia,

Perkenalkan, saya Jeremy Murakami, seorang penulis cerita homoerotik yang menghadirkan kisah-kisah sensual, kontroversial, dan penuh skandal. Novel-novel saya menampilkan tokoh-tokoh pria tampan, jantan, dan memikat, dirancang khusus untuk Anda yang menikmati cerita erotis dengan kualitas premium.

Untuk menikmati novel ini dalam format PDF yang bisa Anda baca selamanya, tersedia tiga pilihan pembelian:

1. Melalui WhatsApp (Fast Response)

Silakan hubungi WhatsApp admin di 0813-3838-3995 atau klik link berikut:
📱 Chat via WhatsApp – https://wa.me/6281338383995

Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer Bank BCA/Mandiri (detail akan diberikan oleh admin).


File PDF akan dikirimkan melalui email atau langsung via WhatsApp, sesuai permintaan Anda.


2. Melalui Telegram (Fast Response)

Silakan hubungi akun @reading4healing atau klik link berikut:
📩 Chat via Telegram – https://t.me/reading4healing

Proses pembayaran dan pengiriman file sama seperti melalui WhatsApp.


3. Melalui Lynk.id (Pembayaran Digital Lengkap & Aman)

Jika Anda ingin pilihan pembayaran yang lebih fleksibel, Lynk.id adalah solusi terbaik!

Bisa menggunakan QRIS, Virtual Account, Kartu Debit/Kredit, DANA, ShopeePay, GoPay, dan OVO.


Setelah pembayaran, Anda akan langsung mendapatkan file PDF untuk diunduh.


Pastikan segera mengunduh file setelah pembelian untuk menghindari kendala di kemudian hari.


🔗 Beli melalui Lynk.id di sini – https://lynk.id/reading4healing/MGrEErk

Jika ada pertanyaan atau kendala, silakan hubungi admin Reading4Healing melalui:
📱 WhatsApp: Klik di sini — https://wa.me/6281338383995
📩 Telegram: Klik di sini — https://t.me/reading4healing

Terima kasih atas dukungan dan antusiasme Anda terhadap karya-karya saya. Semoga cerita ini memberikan pengalaman membaca yang tak terlupakan!

Salam hangat,
Jeremy Murakami

Monday, March 17, 2025

SUAMI YANG DIGILIR COWOK MACHO SPANYOL




Judul: Suami Yang Digilir Cowok Macho Spanyol

Penulis: Jeremy Murakami

Jumlah halaman: 62 halaman

Harga: Rp 15k





Tahun ini adalah tahun paling spektakuler dalam hidupku. Kalian tahu kenapa? Tahun ini adalah tahun ke-10 pernikahanku dengan Mira Scholastika, istri yang kupinang dengan rasa cinta yang sangat mendalam sejak SMA. Tetapi, ada hal yang lebih gila lagi! Kalian tahu apa? Di Anniversary kami ke-10 tahun ini, aku dan Mira memutuskan merayakannya dengan luar biasa! Kami akan pergi berlibur ke Spanyol untuk mengikuti festival seks terbesar di Eropa! Terdengar asyik dan menyenangkan, bukan?



 


Namaku Wisnu Dharma. Usiaku 35 tahun. Aku menikah dengan pacarku sejak SMA, Mira Scholastika. Dia adalah cinta pertama dan terakhirku. Kami pacaran sejak usia 17 tahun di kelas 2 SMA, lalu menjalin hubungan serius selama delapan tahun sampai aku meminang dia di usia kami yang sama-sama 25 tahun. Malam pertama kami sangat mengesankan karena meskipun kami sudah pacaran delapan tahun, kami tidak pernah lebih dari sekedar ciuman dan berpelukan. Kehidupan seks begitu luar biasa karena kami saling mencintai dan saling mengenal sejak remaja.




Tiga bulan setelah kami menikah, Mira hamil. Bagaimana tidak, tiga bulan pertama pernikahan kami, entah sudah berapa galon pejuhku muncrat di dalam liang senggama Mira. Kami benar-benar kagum dan ketagihan dengan nikmatnya bercinta. Kami menyesal kenapa saat pacaran delapan bulan itu kami sangat malu-malu dan tidak berani melakukan hubungan seksual bersama-sama. Padahal, kalau tahu seenak ini, kami tentu sudah melakukannya sejak dulu dan bisa merasa kenikmatan dunia ini lebih awal. Setelah setahun menikah, istriku melahirkan anak semata wayang kami, Agung Dharma. Bersyukurnya aku karena Agung tumbuh menjadi anak yang penurut dan mandiri. Sekarang, di usianya yang sembilan tahun, Agung sudah minta kamar sendiri dan bisa mengurus keperluan-keperluan mendasarnya sendiri. Jadi, Mira tidak begitu repot dan bisa tidur berdua bersamaku setiap hari dan tentunya bercinta tiap malam tanpa gangguan. Hehehehe...






Hidup kami terasa sempurna. Kami saling cinta dan sangat terobsesi satu sama lain. Secara fisik, kami juga pasangan yang serasi. Kami selalu mengundang pujian dari semua orang karena kami berdua sama-sama berpenampilan menarik dan modis. Lalu, secara ekonomi kami juga sangat diberkati. Aku punya toko elektronik peninggalan orang tuaku dan Mira punya perusahaan percetakan peninggalan orang tuanya. Jadi, kami sama-sama bekerja dan menghasilkan uang.




Aku benar-benar sangat mencintai Mira. Meskipun sekarang kami sudah delapan belas tahun bersama dan sepuluh tahun menikah, setiap kali melihat istriku yang cantik dan seksi itu, aku tetap merasa bernafsu luar biasa seperti saat pertama kali aku bercinta dengannya. Dia sangat mengerti bagaimana cara memuaskan kejantananku di atas ranjang. Dia juga berbeda dengan istri-istri temanku lainnya. Saat aku bercerita istriku suka mengoral kejantananku dan sering mengajakku bercinta lebih dahulu, teman-temanku selalu iri.




"Gila bro," kata satu temanku saat kami bersama. "Beruntungnya elo! Istri gue mah sama sekali enggak mau isep peler gue. Pegang aja dia ogah-ogahan."




"Iya! Mana seksi banget lagi istri elo sampe sekarang!" temanku yang lain menimpali. "Istri gue mah di rumah cuma dasteran sambil roll-an rambut terus. Dia enggak peduli penampilannya sejak punya anak," teman gue yang lain ngedumel kesal. "Enggak ada romantis-romantisnya lagi sama gue. Diajak ngewe aja udah ogah-ogahan dan terpaksa banget."




Mendengar cerita teman-temanku itu, aku patut bersyukur luar biasa. Aku merasa beruntung. Iya, istriku memang luar biasa dan lain daripada yang lain. Bagaimana tidak, di usia pernikahan kami yang menginjak tujuh tahun, dia bahkan mulai mengusulkan ide gila untuk mencoba bercinta bersama dengan orang lain.




"Yang bener, Ma?" tanyaku sambil ragu-ragu sambil masih telanjang setelah menuntaskan kegiatan rutin kami setiap malam untuk bercinta. "Apa Papa enggak salah dengar? Mama enggak lagi bercanda, kan?"




"Biar pernikahan kata tidak membosankan dan lebih berwarna saja, Pa," ucap istriku dengan santainya. "Asal Papa harus janji Papa tidak main sama orang lain di luar."




"Lha ini gimana maksudnya sih, Ma?" kataku sambil mengernyitkan dahi. "Mama sendiri lho yang ajak Papa buat bercinta sama orang lain."




"Kan ini beda," si Mira mulai menjelaskan perspektifnya. "Kita ajak orang lain berhubungan seks dengan kita. Tetapi, kita bikin aturan. Tidak boleh ada cinta dan tidak boleh sama teman kita sendiri atau rekan kerja. Nanti jadi makin rumit! Kasarannya, tidak boleh ada perasaan yang terlibat..."




Mira lalu berhenti sejenak, lalu melanjutkan lagi, "Dan bagian yang terpenting… Kita hanya melakukannya bertiga. Tidak boleh dilakukan di luar... Tidak boleh ada yang tersembunyi..."




Aku cuma bisa termenung heran dengan ide gila yang dilontarkan istriku tercinta itu.




"Bagaimana, Pa?" tanya Mira lagi. "Apa Papa setuju?"




"Enggak ah," jawabku mantap setelahnya.




"Kenapa, Pa?" Mira terdengar kaget dengan jawabanku.




"Papa tidak mau melihat Mama disetubuhi laki-laki lain," kataku menjelaskan. "Selain itu, Papa kan sama sekali tidak ada ketertarikan dengan pria, Ma. Ngapain Papa bercinta bertiga dan berbagi Mama dengan pria lain? Papa pasti cemburu sekali. Papa kan cinta banget sama kamu, Ma..."




"Siapa bilang sama cowok?" Mira memandangku sambil tersenyum genit.




"Maksudnya?"




"Ya kalau Papa mau, kita kan bisa melakukannya dengan wanita lain," kata Mira sambil memandangku pengertian. "Papa boleh memilih perempuannya. Mama ikut aja. Mama pengen Papa juga bisa merasakan kenikmatan yang belum bisa Mama berikan ke Papa juga..."




Percakapan itu mengubah kehidupan keluarga kami selamanya. Aku dan Mira mulai berkelana. Kami mencari berbagai wanita dari social media atau bahkan orang-orang yang kami temui tak sengaja di kafe, mall, bahkan di tempat gym. Biasanya, aku akan berkenalan baik-baik dan apabila ada lampu hijau dari pembicaraan kami, aku langsung menceritakan preposisi yang sebenarnya. Tidak bisa kupungkiri, banyak juga yang menolak dan langsung menampar aku. Beberapa juga ada yang meminta melihat Mira terlebih dahulu, dan hampir semuanya setuju. Ada juga yang memang sama gilanya dengan kami dan langsung tertarik untuk ikut. Tetapi, ada juga yang terpaksa menerima ini karena mengingini aku dan tidak punya pilihan. Biasanya, kalau hal seperti ini terjadi, Mira akan banyak dicuekin, dan aku jadi merasa tidak enak. Si wanita biasanya hanya fokus mengenakkan aku sehingga Mira cuma banyak melihat saja.





Sebenarnya, bukannya kepedean, tetapi aku ini pria yang sangat menarik dari segi sisik. Tubuhku di usia 35 ini masih sangat proporsional dan berotot. Hal ini disebabkan hobiku untuk pergi ke gym bersama Mira sejak kami muda. Kedua lenganku sangat berotot dan wajahku tergolong tampan. Wajahku kecil, yang aku baru tahu malah menjadi standar ketampanan pria Korea dari seorang gadis muda pecinta K-Pop dan K-Drama yang threesome dengan kami. Kulit putih bersih karena aku keturunan Tionghoa, sama dengan istriku. Mulutku kecil dan berwarna merah cerah karena aku tidak merokok. Gigiku putih bersih dan rapi. Hidungku kecil dan mancung. Aku yakin tidak ada seorang pun yang bertemu denganku dan berpikir wajahku tidak tampan. Namun, begitu juga dengan Mira. Dia memiliki tubuh yang seksi untuk wanita berusia 35 tahun dan wajahnya sangat cantik dan terawat. Aku yakin benar kalau Mira memang berniat selingkuh dari aku, pasti sangat mudah sekali bagi dia untuk mendapatkan laki-laki yang mau bercinta dengannya. Oleh karena itu, aku sangat menghargai dan mencintai istriku ini. Dia rela melakukan threesome hanya dengan wanita saja sesuai permintaanku.




Mengenai seksualitas Mira, sebenarnya aku juga tidak yakin apakah dia memang menyukai wanita. Aku pernah suatu kali bertanya padanya apakah dia menikmati ketika threesome dan ikutan mencumbu mulut wanita lain, Mira cuma menjawab enteng.




"Ya bibir kan sama saja, Pa," dia terkekeh. "Mau cowok atau cewek, ciuman ya rasanya gitu aja. Yang beda cuma kalau cium bibir Papa. Karena Mama kan cinta Papa."




Aku cuma tersenyum simpul melihat jawaban manis istriku itu, "Begitu ya, Ma..."




"Iya," Mira tertawa. "Papa mau coba ciuman sama cowok juga bareng Mama?"




"Ihhh," aku langsung bergidik. "Jijik ah Papa kalau cium bibir cowok."




Tetapi, gilanya, tiga tahun berjalan dengan kehidupan liar bersama istriku, semuanya lalu berubah 180 derajat.





[ … ]





Ide gila merayakan anniversary kami berdua muncul suatu malam ketika kami sedang bersantai di kamar dan Mira sedang membaca artikel di ponselnya.



"Pa, lihat ini deh, Pa," kata Mira sambil memberikan ponselnya padaku. "Ada yang menarik banget nih, Pa!"




Aku menerima ponsel itu dan membaca apa yang sedang istriku lihat-lihat. Ternyata, dia sedang membuka laman yang menceritakan sebuah festival erotis di pinggiran kota Madrid. Tujuan utamanya adalah mempromosikan film-film porno mereka dan menghilangkan stigma buruk yang melekat pada pornografi di Eropa. Namun, dijelaskan di situ bahwa mereka akan menyediakan sebuah ruang aman bagi pengunjung untuk melihat aksi seks para bintang porno itu dan pengunjung boleh bergabung dalam aktivitas seks bila berminat! Gila kan?




Festival ini adalah festival seks terbesar di Eropa. Ada 500 pria dan 500 wanita yang akan bergabung di sebuah gedung yang disewa secara total untuk melakukan aktivitas seksual berupa masturbasi publik, persenggamaan satu lawan satu, threesome, voyeur sex, gangbang, sampai bukkake. Dan ini semua bersifat inklusif. Sebuah ekspresi kebebasan seksualitas untuk semua kalangan, baik yang straight, gay, lesbian, atau pun para transgender. Gila, kan? Tau sendiri bagaimana seksinya tubuh cewek-cewek Spanyol yang terkenal bebas dan liar, bahkan bagi sesama orang Barat. Pikiranku sudah kemana-mana dan membayangkan apa yang akan kami lihat di sana. Tidak sadar, aku sampai ngiler.




Mira yang melihat muka mupengku tertawa ringan lalu berkata, "Gimana Pa? Mau kesana, kah?"




"Tapi ini kan di Madrid, Ma," jawabku sedikit kecewa. "Jauh banget... Mana mungkin kita kesana."




"Ini kan dekat dengan anniversary kita ke-10, Pa," Mira berusaha membujuk. "Sekali-kali kita rayakan dengan cara yang berbeda. Sudah lama juga kita tidak bepergian ke luar negeri. Papa sama Mama sibuk banget dengan pekerjaan kita masing-masing. Sekali-kali, kita ambil libur dan pergi ke tempat yang jauh."




"Lalu anak kita bagaimana, Ma?" kataku berusaha menyadarkan keadaan yang ada. "Masa kita tinggal Agung jauh ke Eropa? Dia sama siapa?"




"Agung bisa kita titipkan di rumah Papa dan Mamaku kan, Pa?" kata Mira memberi solusi. "Lagian, Agung kan anaknya mandiri. Dia bisa melakukan apa-apa sendiri meskipun tidak ada yang membantu. Dia tidak akan merepotkan orang tuaku kok."




Pikiranku jadi sedikit terbuka. Pergi ke Madrid sekarang ternyata masih masuk akal juga. Apalagi ini kan festival yang seru banget! Aku enggak kebayang gimana rasanya bisa melihat cewek-cewek seksi Spanyol sedang diewe secara komunal di Spanyol sana! Pasti seru sekali, kan?




Mira lalu memandangku lekat-lekat sambil tertawa genit, "Gimana, Pa? Setuju kan?"




Tentu saja aku setuju! Kami berdua lalu ketawa cekikikan memikirkan ide gila kami ini.




Dan begitulah... Kegilaan kami akan kenikmatan seksual membawa kaki kami menginjak jalanan kota Madrid. Dan tentunya, membawa kami berdua menghadiri pesta seks terbesar di Eropa! Asyiiiikkk!!!!





[ … ]





Setelah turun dari taxi yang membawa kami dari hotel menuju tempat digelarnya festival seks tersebut, kami nyaris tidak diperbolehkan masuk karena pakaian kami terlalu tertutup. Sang penjaga terus berbicara dalam Bahasa Spanyol dengan cepat dan menceramahi kami.




"Sorry," Mira dengan cekatan meminta dijelaskan dalam Bahasa Inggris. "We don't speak Spanish. In English, please..."




Mira tampak gugup, takut kami tidak diperbolehkan masuk.




"En inglés," Mira berusaha berkata dalam Bahasa Spanyol yang terbata-bata. "...por favor!"




Penjaga itu yang melihat kami tidak bisa berbahasa Spanyol langsung menjawab ketus dalam bahasa Inggris, "Only bikini for women and underwear for men allowed," dia menunjuk pakaian kami dengan telunjuknya. "Nudity is optional."




Aku tercengang. Bahasa Inggrisku memang geblek, tetapi aku sepertinya mengerti. Sepertinya pakaian kami terlalu tertutup. Mira disuruh ganti bikini dan aku cuma pakai sempak. Hatiku langsung bergejolak. Gila, ini benar-benar sudah dimulai! Seru sekali.




"Where can we put our clothes then?" Mira bertanya dimana kami bisa menitipkan pakaian kami.




Security pria itu menunjuk cepat ke arah dekat pintu masuk, "Over there!"




 Ada banyak locker untuk menitipkan para pemalu yang datang masih berpakaian lengkap seperti kami ini.




"Thank you."




Mira langsung menarik tanganku dan melepas pakaian kami. Beruntungnya, Mira sedang memakai BH dan sempak g-string warna hitam yang sangat seksi, cocok sekali dengan kulitnya yang putih mulus. Aku memakai sempak hitam yang cukup mini. Melihat istriku berpakaian seksi di kota Madrid yang sedang musim panas ini, kejantananku seperti sedang dipanggil-panggil. Mira tersenyum kecil setelah melihat kekonakanku.




"Ayo masuk dan bersenang-senang, Pa!"




Aku tersenyum sumringah dan menggandeng tangan istriku untuk masuk ke dalam gedung. Kami berjanji untuk saling menggandeng tangan masing-masing mau bagaimanapun juga agar tidak terpisah di dalam. Benar juga, baru masuk ke kerumunan orang yang datang, kami sudah disuguhi sekitar 10 pria Spanyol seksi bertelanjang bulat dengan batang kejantanan yang super besar dan bergoyang-goyang persis seperti stripper di bokep-bokep barat. Harus kuakui, mereka semua sangat tampan dengan kulit tanned khas pria Spanyol, mata biru yang terang, dan badan yang luar biasa seksi. Kulihat mata istriku berbinar-binar dan tak lepas dari gelayutan manja kesepuluh kontol jumbo itu. Aku maklum saja kalau istriku terangsang melihat kesepuluh pria itu. Aku yang pria saja ikut mengagumi bentuk tubuh seksi mereka, wajah tampan, dan ukuran kontol mereka yang sangat di atas rata-rata.




Semakin masuk ke kerumunan orang semakin hot saja. Ternyata, meskipun dari luar tampak kecil, setelah semakin masuk ke dalam, bangunan ini cukup luas dan dibagi rapi sesuai pertunjukkan yang diminati penonton. Di satu sisi, ada tempat khusus pasangan straight, lalu ada sendiri satu pojokan untuk para lelaki gay, para perempuan lesbian, dan kumpulan para transgender, dari yang Male to Female sampai Female to Male. Mereka melakukan berbagai aktivitas secara meriah. Ada yang sekedar berbugil ria, ada yang ML berdua, threesome, bahkan gangbang. Untuk para gay, ada suatu corner yang memperlihatkan aktivitas bukkake. Ada seorang pria berotot dengan rambut pirang dan mata biru yang sedang terduduk di lantai sambil mengorali banyak sekali kontol yang dihadapkan ke wajahnya. Tugasnya adalah membuat kontol-kontol itu muncrat dan mewadahi air mani kontol-kontol tersebut di mulutnya dan tidak boleh ditelan sampai akhir. Mira yang pada dasarnya lebih terbuka dari aku melihat aktivitas itu dengan antusias. Sedangkan aku terus membuang muka saat melihat karena merasa jijik.




Sejujurnya, aku sedikit kecewa dengan festival ini. Pertunjukannya kurang sip. Kebanyakan pemandangan ini jelas-jelas dibuat untuk kesenangan kaum perempuan dan para lelaki gay. Jumlah laki-laki seksi jauh lebih banyak dari perempuannya. Contohnya, di bagian pasangan straight, kebanyakan hanya seorang wanita yang sedang diapit oleh lima pria berkontol gede. Sedangkan pasangan lesbinya ada sih. Tetapi, jumlahnya termasuk sedikit dan kebanyakan mereka berpenampilan tomboy dan mirip laki-laki. Para pasangan lesbian juga rata-rata teteknya kecil. Jadi, aku kurang antusias. Kalau pemandangan pria-pria tampan macho tidak usah ditanya lagi. Banyak sekali pria Spanyol dari berbagai umur memadati gedung ini. Rata-rata mereka memang tampan sekali, berbadan luar biasa bagus, dan kontol mereka rata-rata besar, tegang, dan benar-benar panjang.




Aku dan Mira berjalan terus dan berbelok ke sayap kanan bangunan. Lagi-lagi, Mira tampak tercekat. Di depan kami ada begitu banyak pria berbadan seksi dan berkontol besar dengan santainya saling menyodomi dan menghisap kontol-kontol yang diarahkan ke mulut mereka. Ini bagian untuk para lelaki homoseksual. Tetapi, nyatanya banyak wanita yang datang melihat karena disuguhi pemandangan macho pria-pria tampan dan seksi seperti ini. Ada seorang pria lain di dekat kami yang menonton tiba-tiba melepas sempaknya dan dilempar entah kemana. Dia mendekati para pria lain yang sudah menunjukkan aksi kehebatan seks mereka itu dan disambut dengan baik. Dalam kurang dari satu menit, tangan, mulut, dan pantat pria itu sudah terisi kontol-kontol jumbo pria lain. Hampir semua kontol mereka besar-besar dan aku jujur belum pernah melihat kontol sebesar kontol-kontol mereka itu. Kulirik Mira sedang melihat aktivitas liar di depan kami itu dengan mata berbinar-binar.




"Gila Pa besarnya kontol pria-pria homoseks itu," bisik Mira ke telinenggaku. "Gimana menurut Papa?"




Aku cuma bergumam, tidak berminat menjawab.




"Gimana menurut Papa kalau pantat Papa yang sempit disetubuhi sama batang kayak gitu?"




"Hush, Mama!" jawabku ngeri. "Kok memikirkan hal seram kayak gitu, sih!"




Mira tertawa terbahak-bahak. Aku mau tidak mau jadi ikut membayangkan tubuhku dihajar habis-habisan dengan kontol besar mereka. Bisa mati mungkin kan aku!



Kami berlari sambil bergandengan menuju arena gangbang. Berkali-kali menonton bokep gangbang belum mantap kalau belum lihat dengan mata kepala sendiri, kan? Lagi-lagi aku harus kecewa dibuatnya. Kali ini, aku melihat seorang laki-laki tampan dengan rambut pirang dan badan berotot sedang mengemut kontol seorang pria tampan lain berambut coklat dan berbadan luar biasa besar. Selain itu, kedua tangannya juga memegang rudal besar dua pria lain sambil pantatnya dirojok seorang bapak-bapak tua berambut putih yang masih terlihat tampan dan berbadan kekar. Bapak tua ini benar-benar pejantan tangguh. Kontolnya keluar masuk mentok di lubang kecil si pirang dan dari ekspresinya si pirang sangat keenakan. Anehnya, Mira semakin bersemangat melihat aktivitas para homoseks ini. Mira memandang seperti dengan wajah iri dan penuh kekaguman.




"Gila ya, Ma! Bapak itu sudah tua tapi masih kuat banget ngentotnya," bisikku dalam kekaguman.




"Wah, yang sudah mateng gitu malah banyak yang suka sekarang di Indonesia lho, Pa," jelas istriku dengan terkagum-kagum. "Kata teman-temanku, nama bapak ganteng kekar begitu disebut Silver Fox."




"Hmmm... Kamu pengen gantiin si pirang dientot sama Silver Fox dan digilir empat cowok ganteng lainnya itu ya, Ma?" tanyaku berpikiran untuk menggoda istriku.




"Kalau boleh sih, Pa," jawab istriku menggoda balik.




Aku mencubit lengan istriku gemas. "Nakal banget fantasi Mama!"




Istriku tertawa lepas jadinya.




"Kayaknya kita kalau jalan bareng enggak seru deh, Pa," kata istriku pelan.




"Maksud Mama gimana? Mama pengen lihat cowok-cowok lain dan menggoda mereka ya?"




"Ya ampun di sini juga Papa lihat sendiri lebih banyak homonya," istriku menjawab sambil tertawa lepas. "Enggak mungkin dibalas kalau Mama menggoda mereka."




"Nanti kalau Papa nyasar gimana, Ma?" kataku panik. "Mama kan tahu Bahasa Inggris Papa geblek banget."




"Aslinya Mama tahu Papa pengen lihat cewek-cewek Spanyol seksi, kan? Kalau bareng-bareng Mama kan jadinya lihat cowok-cowok gini. Mending kita berpencar dan ketemu satu jam lagi disini," jelas istriku yang masuk akal juga. "Bagaimana?"




"Ya sudah… Tetapi, sesuai kesepakatan kita lho, Ma," kataku mengingatkan. "Tidak boleh coba-coba lho ya! Cuma lihat aja! Kita boleh main kalau lagi bersama-sama dan tidak ada yang ditutupi! Tidak pakai perasaan!"




"Beres," jawab istriku sambil tersenyum kegirangan. "Satu jam lagi kita ketemu di sini, ya?"




Kelihatan sekali istriku masih ingin melanjutkan kembali melihat tontonan pria-pria ganteng bugil saling memuaskan satu sama lain itu. Aku sendiri pergi menjauhi bagian untuk para pria gay dan menuju ke arah yang banyak perempuannya. Kali aja ada tontonan dengan cewek-cewek yang lebih seksi.




Aku melangkah ke ruangan lebih dalam, berusaha mencari tontonan yang lebih menarik buatku. Tiba-tiba ada sebuah papan bertulisan Bahasa Spanyol dan di bawahnya ada tulisan 300 Euro & 10 Euro. Aku jadi penasaran. Apa ada uang yang lagi dibagi-bagi? Sayangnya aku sama sekali tidak bisa Bahasa Spanyol. Jadi, aku tidak bisa membaca papan itu.




Ketika aku semakin memperhatikan apa yang terjadi di papan itu, aku tercengang. Ada seorang pria tua botak berbadan gendut dan terlihat gestur femininnya itu sedang merem melek kelojotan seperti cacing kepanasan. Dia sedang dijilatin lima cowok gagah yang semuanya sangat tampan dan berbadan bagus. Salah satunya adalah si Silver Fox yang tadi aku lihat sedang ngentotin cowok pirang bersama istriku. Dia sekarang sedang asyik melumat bibir pria botak itu dengan penuh nafsu. Terlihat sekali dia sangat jago dan berpengalaman dalam bercumbu. Mulutnya dengan lincah melumat dan lidahnya menari-nari dalam mulut pria botak itu tanpa jijik sama sekali. 




Menurutku, Silver Fox terlalu gagah dan tampan untuk pria gendut itu. Fisik si Silver Fox sempurna. Rambut putihnya membuat dia makin tampan menurutku. Tubuhnya yang sudah telanjang bulat menampilkan rudal kejantanannya ngaceng dan berkedut-kedut.  Gilanya lagi, ada empat pria telanjang lainnya yang masing-masing berbadan seksi dan memiliki six pack sedang menjilati pentil kiri, pentil kanan, memuluti kontol kecilnya yang terus mengeras dan me-rimming pantat pria itu yang terlihat tepos.




Pria botak itu berteriak tanpa malu dalam kenikmatan dan mengerang manja. Kemudian, pria yang sedang mengoral kontol kecil si botak melepaskan kontol si botak dari mulutnya. Dia lalu terus mengocoki kontol kecil si botak tanpa ampun. Si botak makin kelojotan dan mengerang tak terkontrol. Sedangkan si Silver Fox terus memuluti lidah si botak biar dia makin keenakan. Keempat pria yang menjilati puting, kontol dan pantatnya itu berhenti mengerjai tubuh gendut pria botak itu dan tersenyum-senyum melihat si gendut ngecrot tak terkontrol. Kontol si botak muncrat berkali-kali membasahi perut dan dadanya sendiri. Yang terakhir, si Silver Fox melepaskan cumbuannya lalu tersenyum.




Silver Fox mengucapkan berbagai kata dalam Bahasa Spanyol yang sama sekali tidak kupahami, disambut dengan teriakan dan sorak sorai penonton. Si botak lalu memasang kembali sempak pink-nya yang mini sekali lalu hendak pergi meninggalkan kelima orang itu. Sebelum dia pergi, dia menciumi kelima orang itu tipis di mulut mereka, termasuk si Silver Fox. Semuanya dengan senang hati mencium bibir pria botak itu. Aku tidak habis pikir kenapa mereka bisa sesantai itu dalam mencium pria lain. Apalagi aku yakin mereka tidak mungkin tertarik pada pria botak feminim itu secara fisik. Lalu, si pria botak itu memberikan 10 Euro ke si Silver Fox.




Oh, sepertinya dibayar. Makanya si Silver Fox mau. Tapi, 10 Euro di Madrid apa artinya, sih? Itu kan cuma sekitar 150 ribu rupiah. Ini cuma gimmick, lah. Silver Fox bicara sebentar lagi terus celingukan ke arah penonton. Matanya saling bertatapan dengan diriku sebentar. Dia lalu menunjuk ke arahku dan berbicara sesuatu dalam Bahasa Spanyol. Aku tersentak kaget. Aku? Apa tidak salah, nih? Orang-orang langsung memandangku dan tertawa riuh. Si Silver Fox terus mengajakku bicara namun aku sama sekali tidak mengerti kata-katanya.




"Sorry, me...no Spanish," aku berusaha menjelaskan dengan tolol, lalu mengingat kata-kata yang diajarkan Mira saat ingin meminta orang bicara dalam Bahasa Inggris. "En inglés, por favor!"




"Okay," Silver Fox sadar aku tidak bisa Bahasa Spanyol langsung berbicara dalam Bahasa Inggris. "Do you wanna try, honey? I will give you a big orgasm!"




Silver Fox tersenyum melihatku dan memamerkan giginya yang putih bukan main. Silver Fox ini memang tampan. Tetapi, aku kan bukan homo.




"Oh, no no no no," kataku sambil menggoyang-goyangkan kedua tanganku ke arahnya. "No, thank you. I am not gay… Gracias!"




Si Silver Fox malah tersenyum dan berusaha meyakinkan lagi dalam Bahasa Inggris.




"It's okay, try it! Once in your lifetime, okay?" rayu si Silver Fox. "If you don't get an orgasm in 5 minutes, we will pay you 300 euros. If you get an orgasm before 5 minutes, you pay us 10 euros! How about that?"




Oh, makin sinting aja nih! Jadi itu arti tulisan Bahasa Spanyol papan itu. Kalau tidak orgasme dalam 5 menit dapat 300 Euro atau sekitar 4,5 juta rupiah. Kalau orgasme sebelum 5 menit bayar 10 Euro atau sekitar 150 ribu rupiah. 10 Euro tidak sebanding sih dengan 300 Euro. Kayaknya 10 Euro itu cuma formalitas. Gilanya lagi, ini 5 menit! Gila banget sih masa baru diisep 5 menit bakal keluar? Kalau aku jelas enggak mungkin keluar lah dalam waktu segitu! Diam-diam aku jadi tergoda. 300 Euro kan lumayan banget. Sebenarnya, jujur saja aku cukup penasaran sih sama si Silver Fox. Aku kagum sama dia. Dia ganteng di usia yang tidak mudah lagi dan badannya masih sempurna. Apalagi, staminanya waktu menyetubuhi si pirang tadi… Sampai-sampai istriku saja kagum sama dia. Tetapi, kalau aku terima tawarannya, masa bibirku harus dia cium di depan orang banyak gini sih? Belum lagi kalau sampai Mira lihat. Aku kan malu. Gila sih! Ngapain juga aku sempat mempertimbangkan begini.




Si Silver Fox malah tersenyum manis di depanku dan menaik-turunkan alisnya. Aku benar-benar dalam dilema. Tanpa persetujuanku, jemarinya yang kokoh menyentuh jemariku dan menariknya, mengajak aku untuk langsung beraksi. Aku benar-benar seperti kerbau dicocok hidungnya. Entah kenapa, aku menurut. Aku berjalan di belakang si Silver Fox yang secepat kilat menuntunku untuk segera berbaring di tempat tidur kecil yang ditempati si botak tadi. Dia melepas celanaku, dan gila, aku sekarang telanjang ditonton puluhan orang yang kebanyakan laki-laki homoseks yang menonton pertunjukan ini.




"What a nice penis you have," kata si Silver Fox.




Kontolku masih belum ngaceng. Tetapi, ukurannya cukup besar untuk ukuran pria Asia sepertiku. Buktinya, aku bisa mendengarkan para penonton berteriak riuh saat melihat rudal kejantananku. Mungkin mereka tidak membayangkan seorang pria Asia sepertiku memiliki kemaluan yang cukup besar.




Silver Fox beralih berjongkok di atas kepalaku. Keempat pria berbadan seksi lain mengambil posisi di dekat pentil kiriku, pentil kananku, kontol lemasku, dan lubang pembuanganku. Silver Fox lalu memegang pundakku dengan lembut. Posisi kami sekarang terbalik tetapi saling memandang mata satu sama lain. Aku bisa melihat wajahnya yang tampan dengan jelas sekarang semakin mendekat untuk mengecup bibirku. Napasnya yang segar bisa kurasakan di sekitar wajahku. Beberapa centi sebelum bibirnya menyentuh bibirku, aku menutup bibirku dengan telapak tanganku.




"No...kissing..." ujarku gugup. "Is it okay?"




Dia tersenyum manis, terlihat sedikit kecewa. Sedetik kemudian, dia berbicara dalam Bahasa Spanyol ke empat orang lainnya. Kemudian, Silver Fox mengambil posisi di hadapan pria yang menghadap kejantananku. Kurasa dia ingin pria itu berbagi tugas dengannya untuk memuluti kejantananku.




Di luar dugaan, jantungku berdetak kencang. Otot-otot mereka yang berseliweran tempat di depan mataku sungguh membuatku bergetar. Tubuh-tubuh telanjang mereka juga melingkari tubuhku seperti sebuah santapan yang akan dimakan bersama-sama. Sekarang, tubuhku akan segera dinikmati seperti makanan oleh lima orang pria bule macho seperti ini. Benar-benar tidak terbayangkan sebelumnya. Meskipun sebelumnya aku tidak pernah tertarik dengan pria manapun, mendapati diriku akan menjadi pelampiasan brutal bule-bule tampan dan macho ini tentu bukan hal yang bisa dianggap remeh di kepalaku. Terutama, si Silver Fox yang sekarang matanya terus memandangku dengan lekat-lekat sambil memamerkan giginya yang putih rapi.




Si Silver Fox tiba-tiba mengotak-atik smartwatch-nya, seperti sedang mengatur sesuatu. Aku tahu sekarang! Dia sedang mengatur stopwatch untuk menghitung lima menit yang kumiliki. Aku jadi semakin semangat.




"Let's give him a big orgasm!" Silver Fox berteriak, lalu mengatur semua orang untuk mengambil posisi titik mana yang akan dipuaskan.






Seketika itu juga, aku melenguh keras keenakan. Silver Fox memuluti batang kemaluanku lebih dahulu. Menggunakan segenap rongga mulutnya yang hangat dan lidahnya yang basah, dia melumati kejantananku, berharap bisa segera menyedot pejuhku supaya keluar seketika. Mulutnya dan tangannya bergantian dengan pria di hadapannya dalam melakukan service nikmat di batang kejantananku. Mulut mereka bergantian melumati batang kenikmatanku itu sampai rasa geli dan nikmat yang tak tertahankan terus menyiksaku.




Tidak cuma batang kejantananku yang sedang dienakkan dengan sempurna, dua orang pria dengan wajah tampan dan rambut coklat ikut mengerjai kedua buah puting pink-ku. Mereka menjilat-jilat pentilku dengan begitu lembut dan nikmat sampai-sampai bagian atas tubuhku mengejang begitu kenikmatan. Sesekali mereka menyedot pentilku masuk ke dalam rongga mulut mereka dan mempermainkan pentilku dengan lembut menggunakan gigi mereka. Sensasinya begitu luar biasa. Dadaku seperti mau meletus karena tidak bisa menahan kenikmatan yang ada.




Bagaimana dengan lubang pantatku? Tentu saja tak kalah nikmatnya. Segenap mulut dan lidah si brewok tampan di depan anusku itu dikaryakan supaya menciptakan kenikmatan yang tak terduga di dalam pantatku. Lidahnya terus dimasukkan dan berkenalan dengan isi pantatku bagian luar. Pantatku menjadi begitu becek dan nikmat. Sapuan lidah si brewok begitu lembut dan menggelitik-gelitik titik sensitif di lubang pantatku. Mulutku tak bisa berhenti-hentinya mengerang kenikmatan. Badanku kejang-kejang tak karuan. Kepalaku seperti mau meledak, merasakan kenikmatan bertubi-tubi seperti ini. Tidak pernah aku merasakan kenikmatan sebesar ini sebelumnya. Kenikmatan ini seperti sebuah ombak besar yang menyapu sekujur tubuhku dan membawaku ke sebuah tempat di mana segenap tubuhku hanya bisa merasakan kenikmatan seksual yang hakiki. Tak kusadari, batang kejantananku terus mengeras dan berdiri makin kokoh. Kejantananku itu terus berkedut-kedut di dalam mulut Silver Fox dan temannya yang bergantian menyapu-nyapu kontolku itu dengan lidah mereka secara bergantian.




Oh, tidak! Aku tidak tahan! Tubuhku sudah tidak bisa berkompromi lagi setelah perkenalan sebuah kenikmatan baru yang sebelumnya belum pernah kurasakan. Kutaksir, baru dijilat dan disedot dua menit mungkin saja ini, aku sudah merasa air kenikmatanku akan keluar dengan derasnya dalam beberapa detik lagi. Aku berusaha mengalihkan mulut teman si Silver Fox yang sedang mengambil peran memuluti batang kenikmatanku.





"Guys, please stop!" kataku memperingatkan. "I'm cumming!"



Keempat pria yang lain menghentikan aktivitas mulut lagi dan sedikit menjauh. Namun, di luar dugaanku, si Silver Fox tiba-tiba mencaplok rudal besarku yang hendak muncrat. Sepertinya dia berusaha menampung pejuhku di dalam mulutnya yang hangat. Aku berusaha menyingkirkan kemaluanku dari mulutnya yang hangat, tetapi dia memaksa dan menyedot makin keras, membuat ejakulasiku makin dekat.




"Wait, wait, wait, NOOOO!" kataku tidak tahan lagi. "Ahhhh… Ahhhhhh… Ahhhhhh… Ahhhhhh..."




Kontolku terus memuncratkan isinya dengan deras. Segenap pejuhku yang sudah mendesak pengen cepat keluar sejak seluruh titik sensitif di tubuhku dikerjai lima cowok macho ini sudah tidak peduli lagi dengan keadaan. Mereka hanya ingin keluar. Keluar dengan deras dan tanpa kompromi lagi. Sekitar 10 detik cairan lahar putihku terus keluar dengan deras di dalam mulut hangat Silver Fox. Badanku sampai kepayahan saking nikmatnya. Ini pertama kalinya aku orgasme sebanyak itu. Rasa kehangatan dalam mulut Silver Fox membuat kemaluanku makin nyaman dan terus menuntut penuntasannya.




Setelah semua lahar kenikmatanku sudah keluar, aku hanya bisa meringis dan memejamkan mata saking enaknya.




Silver Fox tak memberikan waktu untukku memproses apa yang baru saja terjadi. Dia langsung menarik badan telanjangku berdiri dan memelukku di depan riuh penonton yang bersorak melihat ejakulasiku tadi. Silver Fox langsung memelukku dengan manja, lalu di luar dugaan, mulutnya menyergap mulutku dengan penuh nafsu. Meskipun mulutnya baru dikunjungi pejuh, mulut itu tetap segar dan wangi. Mataku tapi melotot saking shock-nya. Ini ciuman pertamaku dengan laki-laki! Dan Silver Fox yang mencurinya!




Silver Fox terus melumati dan menguasai mulutku. Benar-benar dia seorang pencium yang handal! Aku diam-diam menikmati, tetapi aku tidak berani bereaksi. Mulutnya dengan lihainya melumati bibirku dan bibirnya bermain dengan lincah dan seksi di dalam rongga mulutku. Benar-benar, hanya dengan ciumannya saja, dia berhasil membangkitkan kejantananku yang baru saja mendapatkan pelampiasannya.




"Why?" tanya Silver Fox setelah menyadari aku hanya membiarkan mulutku dilumat tanpa membalas.




"I'm straight, sir," jelasku, lalu pura-pura mengusap bibirku yang basah dengan ludahnya. "I'm married!"



"Don't be funny!" Silver Fox tersenyum melihat aku yang masih kebingungan dengan cara merespon kenikmatan yang baru kualami ini. "This is Spain! Let's be wild! Let's make out and make love now!"




Dia langsung mencumbui mulutku lagi dan tangannya meraih kontol pejalku yang sudah berdiri. Aku hanya mendesah-desah ketika mulut dan kemaluanku dipermainkan begini. Penonton makin bersemangat dan berteriak riuh.




"Be open," katanya sambil bibirnya masih menempel rapat di mulutku. "Be wild and be free! Discover your true self!"




Silver Fox lalu melepas lumatannya dari bibirku, lalu berkata, "Spit in my mouth!"




Dia membuka mulutnya lebar-lebar. Aku terkaget. Bener nih dia minta aku meludahin mulutnya?




Silver Fox yang tidak sabar lalu berkata lagi lebih keras, "Spit in my mouth now!"




Aku menyerah. Benar juga, ini di Spanyol! Aku harus melakukannya! Aku harus mencoba ini semua! Aku harus menikmati pria tampan di depanku ini!




Aku tanpa ragu-ragu lagi langsung meludahi mulut Silver Fox berkali-kali. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, menerima ludahku dengan senyum yang mengembang. Ketika aku berhenti meludah, dia mencaplok bibirku lagi. Dia memaksa mulutnya masuk ke dalam mulutku dan menjilat-jilat lidahku yang basah dan hangat, serta menyedot segenap ludahku untuk diminum. Dia seperti kehausan akan ludahku. Aku benar-benar kaget dengan semua ini… Baru kali ini aku merasakan kenikmatan sebesar ini. Baru pertama kali aku merasakan perasaan sebebas ini! Rasanya berciuman sambil saling meludah dengan pria tampan matang di depanku ini sungguh penuh dengan energi seksual.




Semuanya sudah kepalang tanggung. Aku sudah terlanjur bertekad untuk sama-sama saling memberi kenikmatan seksual ke Silver Fox. Aku terus memainkan mulut, lidah dan segala organ seksualku dengan nakal dan terus berusaha menciptakan kenikmatan bagi Silver Fox. Tanpa diduga, semua pria homoseks yang sedang menonton kami sudah mengeluarkan batang mereka dan mengocok kontol mereka saking enaknya.




Silver Fox dengan kuatnya menggendong tubuhku. Aku kaget luar biasa tetapi mulutku tak mau lepas dari mulutnya yang begitu seksi dan segar. Aku benar-benar mabuk kepayang dengan liarnya cumbuannya. Dalam posisi digendong, mulut kami tidak henti-hentinya saling melumat dan bertukar cairan ludah.




Dia membaringkanku di kasur kecil tempat si pria botak dikeroyok para pria seksi tadi. Aku makin grogi. Aku begitu keenakan. Tak pernah aku merasakan kenikmatan sebesar ini sebelumnya. Silver Fox kembali menghamburkan badannya di atasku. Kami berdua sama-sama telanjang. Kulit kami saling bertemu. Sosoknya yang seksi dewasa membuatku nyaman. Sambil memandangku dengan nakal, dia turun ke bawah dan menghisap kontolku dengan lembut namun sangat intens.




"Ohhh," kataku sambil mengerang kepayahan dengan apa yang terjadi. "So good, sir. Your mouth is so good."





Aku sudah meracau tak karuan. Kulihat penonton berteriak kegirangan dan menyemangati kami sambil bertepuk tangan. Aku benar-benar bertekuk lutut keenakan sekarang. Tidak pernah aku merasakan kenikmatan sebesar ini! Tidak pernah juga aku merasakan perasaan sebebas ini! Aku sedang terbaring telanjang di depan puluhan pria lain, lalu kejantananku sedang digarap tanpa ampun oleh seorang pria matang yang sangat seksi dan tampan. Aku sudah lupa diri sekarang! Sungguh tanpa batas kenikmatan yang kurasakan ini! Rasanya seperti melayang-layang!




Silver Fox sepertinya sudah puas memulutiku batang kejantananku. Lalu, dia naik ke atas dan mencumbuku. Tangannya tapi dengan lihai terus meloco kontol besarku itu agar aku makin terjebak dalam kenikmatan tak terkira ini.




"I want you now," kata Silver Fox sambil mendesah-desah dengan mulutnya masih menempel rapat di mulutku dan tangannya masih dengan nakal mengocok kontolku.




Aku lihat dia tersenyum padaku. Kurasakan napas segarnya menyapu sepenjuru wajahku dan wangi napasnya memenuhi hidungku. Entah mengapa, saat ini juga aku sudah merasa pasrah dengan apa yang dia ingin lakukan pada tubuhku.




Silver Fox dengan lihainya terus meloco kontolku dan tersenyum memamerkan giginya yang putih bersih. Begitu tampannya pria dewasa di depanku ini. Lalu, tanpa diduga dia berteriak keras dalam Bahasa Inggris ke teman-temannya yang tadi hanya melihat kami sambil meloco rudal dahsyat mereka sendiri-sendiri. Mungkin memang si Silver Fox ingin aku mengerti dan mendengarkan instruksinya itu.




"Ayo, kita harus membuatnya rileks agar penetrasi pertamanya ini tidak menyakitkan!" Silver Fox memperingati teman-temannya. "Guzmán, kau hisap puting kirinya! Anders, kau mainkan puting kanannya! Armando, hisap penisnya! Dan kau, Leopoldo, cumbui mulutnya!"




Silver Fox lalu memandangku sambil tersenyum kegirangan. 




"Dan aku..." tegasnya. "...Aku yang akan menerobos ke dalam lubangmu untuk pertama kalinya."




Mereka mengambil peran masing-masing sesuai perintah Silver Fox dan mengerjai tubuhku yang tidak berdaya ini dengan kenikmatan yang luar biasa besar. Guzmán, Anders, dan Armando sudah tidak memberi ampun lagi ke titik-titik sensitif tubuhku. Mereka menjilati putingku dengan penuh nafsu dan mengoral batang kemaluanku tanpa ampun. Leopoldo, cowok paling tampan dari mereka semua, kini memandangku mesum yang sudah kepayahan dan kelojotan tak berdaya. Matanya yang coklat terang seperti mengikat mataku untuk memandanginya terus-menerus. Satu detik kemudian, Leopoldo mulai mencumbui mulutku. Otakku tidak bisa berpikir dengan tenang. Gila! Leopoldo sama hebatnya dalam hal jilat-menjilat dengan Silver Fox. Aku hanya bisa meringis dan memajamkan mata saking enaknya. Mulut segar dan basah Leopoldo ternyata juga bisa memberikan kenikmatan yang sama dengan Silver Fox. Apa semua pria seenak ini rasanya?




Ketika sudah tidak fokus karena kenikmatan yang diberikan keempat pria Spanyol itu, aku tidak menyadari apa yang sudah terjadi di sekitaran lubang kenikmatanku. Silver Fox yang sudah memasang kondom di rudal besarnya mengarahkan tubuh Rafael pada posisi missionary.




"Pegang tangan si imut ini kuat-kuat, Leopoldo," Silver Fox memberi instruksi dalam Bahasa Inggris, lalu menjelaskan, "Ini mungkin agak sakit di awal. Tetapi, tolong tahan ya..."




Leopoldo mengecup dahiku sebentar, lalu turun ke mulutku dan melumatinya lembut tanpa ampun. Dilumatnya bibirku dalam-dalam, lalu Leopoldo mengeluarkan lidahnya, mengharap aku menerimanya masuk. Lidahnya ditanam ke dalam mulutku, lalu perlahan-lahan, aku merasa Silver Fox mengarahkan rudal pejalnya yang sudah meradang ke ujung lubang pembuanganku.





Aku spontan bergerak ingin menolak ujung rudal jantan Silver Fox. Gila, apaan ini? Kan sebenarnya ini di luar rencana! Aku mulai panik. Aku datang kan untuk dioral dan ngecrot saja. Tetapi, kok malah jadi begini? Aku takut sekali. Pasti sakit lah disetubuhi rudal besar dan panjang si Silver Fox. Terus, melihat keadaan ini dimana Leopoldo, Guzmán, Anders, dan Armando sudah ikut menggarap tubuhku begini dan penonton yang terus bersorak kegirangan melihat aku kepayahan begini, bagaimana nasibku sekarang? Apakah nasibku bakal sama seperti si pirang tadi? Apakah aku akan digilir kontol-kontol besar dan keras ini?




"Please..." kataku berusaha mengiba. "Please, don't...fuck...me, sir!"




Erangan suaraku tidak terdengar jelas karena ditutup oleh lumatan bibir si Leopoldo.




"It's...okay, honey..." Leopoldo berbisik sambil mulutnya masih menyekap mulutku di dalam mulutnya. Napas jantannya tercium jelas di indra penciumanku. "Enjoy it… It's okay..."




Leopoldo berusaha meredam kepanikanku.




"Relax, cutie pie," si Silver Fox tersenyum mesum dengan wajah penuh nafsu. "Terima saja penisku. Jangan ditahan. Biarkan aku masuk."




Ditekan sedikit rudal Silver Fox itu masuk sambil Leopoldo menanamkan lidahnya yang basah di dalam mulut hangatku. Sedikit demi sedikit, rudal Silver Fox menekan ke dalam lubang kenikmatan perawan milikku. Aku mengerang kesakitan. Beberapa orang di penonton aku lihat mulai mengambil foto dan videoku dengan ponsel mereka. Aku mulai ketakutan.



"Please don't take pictures!" kataku panik. "Please don't take my pictures."



Mereka tidak peduli. Malah, semakin banyak orang yang mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto serta merekam aktivitasku yang sedang kepayahan dipuaskan para pria macho ini.




Tanpa memberi aba-aba, dalam sekali hentakan, Silver Fox memaksa lubang pantat perawanku yang sempit dan perawan itu menerima segenap rudal besar jantannya. Aku tersentak dan mengerang tidak karu-karuan. Sepertinya baru ujung rudal Silver Fox yang memaksa masuk. Tetapi, lubang pembuanganku sudah terasa penuh sekali.


 



"Is it painful?" tanya Leopoldo sambil mulutnya masih menempel rapat di mulut hangatku.



"Painful, sir..." kataku mengaduh. "Please ask him to stop."



"Tunggu sebentar, manis," Silver Fox menyela sambil berbisik pelan dalam Bahasa Inggris, lalu mengelus-elus pantatku yang bulat dan besar itu dengan gemas. "Saya sedang memasuki kamu ini. Saya sedang merenggut keperawananmu. Ingat terus kejadian ini seumur hidupmu, ya? Kamu mau menerima kontol saya masuk lebih dalam lagi, kan?"




Aku merasakan suatu sensasi yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Seorang pria yang luar biasa gagah dan tampan sedang berusaha menyatukan tubuhnya denganku sekarang. Belum masuk semuanya memang, tetapi lubangku sudah terasa penuh sekali. Di sekitaran mulutku, Leopoldo makin melumati bibirku lebih dalam dan memberikan pengalaman ciuman yang sangat hebat, sehebat apa yang dilakukan Silver Fox. Lidahnya memaksa masuk bersama ludahnya yang begitu menyegarkan di dalam mulutku. Langsung kutelan semua ludah yang dia transferkan ke mulutku itu. Rasa hausku terasa hilang seketika karena air kejantanan mulutnya itu. Sedangkan di bagian bawah, Guzmán, Anders, dan Armando juga tidak ada puas-puasnya memberikan kenikmatan di kedua putingku dan memasukkan mulutku ke goa mulut jantan sampai mentok ke dalam. Ooohhh, deep throat si Armando lebih liar dan lebih dahsyat dari deep throat Mira, istriku.




Silver Fox mengatakan beberapa kata dalam Bahasa Spanyol yang membuat Leopoldo, Guzmán, Anders dan Armando berhenti mencumbui tubuhku. Mereka mundur menjauh, membuat mataku dan mata Silver Fox bisa saling berpandangan lekat-lekat. Yang kulihat setelahnya adalah mereka saling memberikan satu sama lain dan meninggalkan aku dan Silver Fox sendiri. Leopoldo mengambil posisi 69 bersama Guzmán, dan Anders langsung menyodomi Armando secara doggy style tanpa kesulitan sama sekali.





"Lihat mata saya saat saya memasuki kamu seutuhnya, ya?" ucap Silver Fox, berusaha membuat dirinya pusat perhatianku sepenuhnya.




Lagi-lagi, ucapan Silver Fox yang sangat sensual itu seperti sihir dan merasuki segenap jiwaku. Entah kenapa, satu kalimat ini meluncur saja secara tiba-tiba dari dalam mulutku.




"Do me, sir..." kataku binal, sambil mengangguk kencang. "I surrender... Go inside me deeper..."






🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – Klik di sini
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini
📩 Telegram: Klik di sini





LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:






Silver Fox mulai memompa keluar masuk rudal besarnya di dalam lubang sempitku. Lubang perawanku terasa seperti dipaksa terbuka lebar-lebar dan dipaksa menerima kenikmatan yang luar biasa sepenjuru isi pantatku. Silver Fox sendiri sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Hanya erangan-erangan kenikmatan yang keluar dari mulutnya.




"Kiss me, sir!" kataku tiba-tiba. "Kiss me harder!"




Aku terus meminta Silver Fox mencumbui mulut dan lidahku. Aku terus menyedot habis ludah Silver Fox, seakan-akan haus akan kenikmatan dari mulut jantan pria seksi tersebut. Karena sepertinya dia melihat aku masih kehausan, dia membuka mulutku lebar-lebar dengan tangannya lalu meludahi mulutku pelan-pelan dengan sangat sensual. Oohhh... Rasanya gila! Sensasinya seperti menusuk dagingku dan memaksa kontolku bangun bukan main dan berkedut-kedut tanpa ampun. Aku sedang meminum cairan dari mulut pria yang sangat tampan dan macho di depanku ini sekarang. Dan dia sedang menaklukkan tubuhku seutuhnya dengan rudal dahsyatnya!




Aku sudah tidak bisa berpikir panjang. Aku sudah lupa diri. Yang kuingat, aku adalah laki-laki yang memuja si Silver Fox itu sekarang. Kejantanan dan ketampanannya sudah membuatku bertekuk lutut. Aku menyerah dan siap memberikan segenap jiwa dan ragaku kepadanya sekarang...




"Oh my God," Silver Fox mendesah dan terus menjilati bibir dan seisi mulutku. "You are so tight, babe. I can't."




Dia mengeluh lubang pembuanganku begitu ketat. Ya iya lah! Kan dia lagi memperawani lubangku sekarang! Ah, tetapi namanya sama-sama cowok, aku jadi sinis. Jangan-jangan dia mengucapkan hal ini ke semua pria yang disetubuhinya. Tetapi, aku tetap tidak bisa berbohong bahwa ada rasa kebanggaan ketika dia berkata lubangku sempit dan enak untuk dia setubuhi.




Silver Fox tampak begitu bernafsu denganku. Aku biarkan saja dia memacu tubuhku dan membimbing tubuhku untuk mencoba berbagai variasi seks. 







🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – Klik di sini
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini
📩 Telegram: Klik di sini





LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:





Lalu selebihnya menjadi sejarah. Aku seakan-akan mabuk kontol. Aku tidak tahu kapan Silver Fox mencabut batang perkasanya dari dalam pantatku. Yang jelas, tiba-tiba saja Leopoldo langsung mengambil alih mengisi kekosongan ruang lubang pembuanganku dengan kejantanannya yang tidak kalah besar dari Silver Fox. Aku hanya bisa merem-melek menikmati ini semua... Sebenarnya aku sedikit menyesal bagaimana aku bisa berakhir seperti ini. Aku seorang suami dan ayah kebanggaan keluargaku. Sekarang, aku sedang telanjang sempurna di depan puluhan orang asing dan disodomi pria-pria tampan dan macho. Tetapi, ini semua sudah kepalang tanggung. Seperti kata Silver Fox: Once in a lifetime, okay? Benar juga. Dinikmati sajalah. Toh mereka semua juga memakai kondom saat mengerjaiku.




Keempat pria macho lainnya tadi bergantian menyodomiku: Leopoldo, Guzman, Anders dan Armando. Satu demi satu kontol mereka memasuki lubang senggamaku. Aku sudah lepas kontrol dan berteriak tak terkendali. Selama mereka menggilirku, entah sudah berapa kali aku orgasme. Silver Fox, setelah menuntaskan kenikmatannya ketika menyodomiku tadi, langsung berjongkok di dekat kasur yang menjadi saksi pelepasan keperawanan itu dan menggenggam tanganku. Romantis sekali pria matang ini. Dia terus tersenyum dan sesekali mencumbu bibirku ketika pria yang bergantian menyodomiku tidak sedang menciumku. Entah sudah berapa kali aku ejakulasi sejak mereka bergantian menggagahiku. Dan setiap selesai aku ejakulasi, Silver Fox mengelap sperma yang tercecer di atas tubuhku supaya badanku tidak penuh pejuh dan kotor. Rasanya aku hampir pingsan saking enaknya semua ini.




Kontol pertama, kontol kedua, kontol ketiga, dan kontol keempat. Badanku mulai menggigil saking enaknya. Aku heran sekali kenapa mereka cepat sekali ejakulasinya. Apa benar-benar saking sempitnya lubangku ini seperti meremas-remas batang mereka begitu nikmatnya? Semakin lama, aku meraung-raung seperti serigala yang mencari pelampiasan. Keringat mengucur deras di tubuhku. Ketika Armando mendapatkan jatah terakhir untuk menuntaskan spermanya di dalam kondomnya di dalam pantatku, Silver Fox berdiri dengan sigap dan berteriak dengan Bahasa Inggris ke arah penonton.




"Wahai para penonton," kata Silver Fox dalam Bahasa Inggris. "Kami membuka kesempatan bagi kalian yang ingin mencicipi lubang sempit dari teman kita di depan ini, angkat tangan kalian! Biarkan aku melihat dan memilih kalian untuk memuaskan teman baru kita ini!"




Gila?! Siapa ini yang dia maksud? Aku?! Mereka menawarkan lubangku dipakai semua orang di penonton? Tubuhku menggigil kesakitan. Kakiku yang baru saja dipakai mengangkang jadi lemas tak berdaya. Silver Fox terlihat membawa banyak sekali kondom dan memandang celingukan tangan orang yang mengangkat tangannya. Melihat dari pria-pria yang dia pilih, sebenarnya Silver Fox tidak jahat juga. Semua yang dia berikan kondom untuk menyetubuhiku juga tampan-tampan dan berbadan seksi. Aku jadi lemas memikirkan apa yang akan terjadi pada tubuhku ini.




Setelah membagikan kondom terakhir ke seorang pria beruntung, Silver Fox mendekati aku yang tergolek lemas di atas kasur. Dia mencium bibirku dalam-dalam lalu berbisik.




"No worries, I chose the best looking guys for you," katanya sambil menggosok-gosokkan hidungnya yang mancung ke hidungku dengan lembut. "Loosen up and let yourself be free. Enjoy this moment!"




Silver Fox memintaku menikmati ini semua dan melemaskan tubuhku. Apa-apan ini? Lemaskan tubuh gimana, sih? Ada begitu banyaknya pria bule berkontol besar ini yang siap menyodomiku sekarang, apa lumrah kalau aku bisa lemas? Apa tidak lumrah untuk merasa grogi dan ketakutan luar biasa?




Belum selesai aku berpikir, pengunjung pertama yang tadi berdiri di depanku mengambil alih. Dia melepas sempaknya dan memasang kondomnya sambil memandang tubuhku dengan penuh nafsu. Oh tidak, batang kontolnya besar sekali seperti monster! Nasib... Nasib... Kenapa berakhir begini? Badanku yang sudah lemas tidak mungkin berontak lagi. Aku cuma bisa memejamkan mataku dan mulai menghitung lagi...




Satu kontol... Dua kontol... Tiga kontol... 









🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – Klik di sini
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini
📩 Telegram: Klik di sini





LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:





Perlahan aku membuka mataku, mencoba menengok ke kiri dan kanan dan mencari tahu siapa tahu istriku sudah mencari keberadaan suami kebanggaannya ini. Mataku sedikit terbelalak karena di kejauhan, Mira sudah terlihat mencari batang hidungku. Mungkin sekitar 20 meter dari posisi kesana.




"Wait, wait, wait!" kataku berteriak sambil memukul-mukul paha seorang pria tampan yang entah sudah ke berapa menyetubuhiku ini. "You guys see the lady over there?"




Tanganku menunjuk seorang wanita yang celingukan dari kejauhan.




"She is my wife. So, just fuck me and get it over with, guys!" kataku sambil bertepuk tangan dengan gila untuk menyemangati. "Hurry up! Fuck me, cum, and let me go!"




Mereka semua tertawa melihat kata-kata konyolku. Memang sulit dipercaya keadaan ini semua bagi mereka! Tetapi melihat kebinalanku yang membiarkan berbagai macam pria dan kontol mengentotiku semau mereka begini, mungkin saja mereka berpikir aku memang seorang suami sinting luar biasa seperti itu. Everything is possible in Madrid, right?




"Close... Close... Close..."



Tutupi saya! Begitu maksudku sebenarnya. Tetapi karena keterbatasan Bahasa Inggris, aku jadi bingung luar biasa. Aku menarik kedua tangan pria yang lagi mengantri di dekat tubuhku untuk menutupi aku. Gila aja! Istriku terlihat mendekati kami! Apa tidak pingsan dia melihat suaminya yang tampan di-gangbang tanpa ampun sama para pria macho Spanyol begini?




Untung mereka segera paham. Sambil nyengir, ada lima cowok lain yang berbadan gede segera menutupi tubuhku sehingga istriku tidak bisa melihat sama sekali. Mungkin dia juga sudah berfokus mencari keberadaanku dan tidak menyangka suaminya akan dijadikan objek pelampiasan seks para lelaki macho seperti ini.




Dengan cepat, si Silver Fox tiba-tiba sudah di depan mulutku dan menyodorkan batang besarnya untuk menyumpal mulutku.




"Sssttt," katanya sambil tertawa karena tanpa permisi memperkosa mulutku. "Your wife is nearby!"




Gila. Ini juga di luar skenario. Ini pertama kalinya aku mengemut batang kejantanan pria! 








🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – Klik di sini
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini
📩 Telegram: Klik di sini





LANJUTAN SETELAH ADEGAN PANAS YANG DISENSOR:




"Sorry, guys," kataku setelah melihat cowok tampan ke-19 menempelkan batangnya yang telah berkondom di lubang sempitku. "Enough... I have to go now!"




Beberapa pria lain lagi yang belum kebagian terlihat begitu kecewa dan menyorakiku. Aku terus meminta maaf.




"Oh, please..." Cowok tampan, yang sepertinya ke 19, memandangku sendu, lalu berusaha berkedip menggodaku. Gila, dilihat-lihat wajahnya mirip Brad Pitt waktu muda! "Just give me 15 seconds, okay? Please..."




Aku mendesah pelan. Tetapi kasihan juga si ganteng ini. Mungkin dia ingin merasakan pantat ketat Asia. Okelah, sekali lagi! Habis yang satu ini ganteng banget sih!




Hujaman kontol gede pria ganteng ini membuat aku kembali merintih menikmati. { SENSOR }





( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )





[ ... ]





"Sayang, izinkan aku menyetubuhimu semalaman," si Silver Fox berkata dalam Bahasa Inggris sambil memberikan aku kartu nama berisi nama, nomor telepon dan alamatnya di Madrid. "Aku ingin memiliki tubuhmu semalaman... Hanya untuk diriku saja. Aku ingin menyembah tubuhmu."




Namanya Marcello Benavent Villada. Nama yang seksi. Cocok sekali dengan dirinya.




Aku tertegun dengan ucapan tulus si Marcello ini. Begini saja rasanya luar biasa enak, apalagi kalau dia menyembah tubuhku? Seperti apa itu rasanya? Aku lalu memeluk badan telanjangnya dengan hangat. Aku berterima kasih padanya. Marcello tanpa buang-buang waktu melumati bibirku, mempermainkan seluruh rongga mulutku dengan lidahnya. Dia menyapu segenap gigi dan lidahku dengan lidahnya yang basah. Aku melihat kontolnya berdiri lagi. Aku lalu ingin menggodanya.





"Spit in my mouth!" kataku pada Marcello, lalu membuka mulutku lebar-lebar, siap menerima cairan mulutnya yang jantan dan seksi.




Dia tersenyum begitu bangga lalu meludahi mulutku berkali-kali, tidak mau berhenti. Segarnya. Kutelan semua. Lalu, aku berinisiatif untuk mencumbui mulutnya untuk terakhir kalinya. Napas kami makin terenggah-engah penuh nafsu. 







🔥 ADEGAN PANAS INI KHUSUS PEMBACA VERSI LENGKAP 🔥

Untuk membaca versi lengkap tanpa sensor, silakan dapatkan novel ini melalui:
📖 Lynk.id – Klik di sini
📱 WhatsApp Admin: Klik di sini
📩 Telegram: Klik di sini





PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP

Salam hangat untuk para pembaca setia,

Perkenalkan, saya Jeremy Murakami, seorang penulis cerita homoerotik yang menghadirkan kisah-kisah sensual, kontroversial, dan penuh skandal. Novel-novel saya menampilkan tokoh-tokoh pria tampan, jantan, dan memikat, dirancang khusus untuk Anda yang menikmati cerita erotis dengan kualitas premium.

Untuk menikmati novel ini dalam format PDF yang bisa Anda baca selamanya, tersedia tiga pilihan pembelian:

1. Melalui WhatsApp (Fast Response)

Silakan hubungi WhatsApp admin di 0813-3838-3995 atau klik link berikut:
📱 Chat via WhatsApp

  • Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer Bank BCA/Mandiri (detail akan diberikan oleh admin).

  • File PDF akan dikirimkan melalui email atau langsung via WhatsApp, sesuai permintaan Anda.

2. Melalui Telegram (Fast Response)

Silakan hubungi akun @reading4healing atau klik link berikut:
📩 Chat via Telegram

  • Proses pembayaran dan pengiriman file sama seperti melalui WhatsApp.

3. Melalui Lynk.id (Pembayaran Digital Lengkap & Aman)

Jika Anda ingin pilihan pembayaran yang lebih fleksibel, Lynk.id adalah solusi terbaik!

  • Bisa menggunakan QRIS, Virtual Account, Kartu Debit/Kredit, DANA, ShopeePay, GoPay, dan OVO.

  • Setelah pembayaran, Anda akan langsung mendapatkan file PDF untuk diunduh.

  • Pastikan segera mengunduh file setelah pembelian untuk menghindari kendala di kemudian hari.

🔗 Beli melalui Lynk.id di sini

Jika ada pertanyaan atau kendala, silakan hubungi admin Reading4Healing melalui:
📱 WhatsApp: Klik di sini
📩 Telegram: Klik di sini

Terima kasih atas dukungan dan antusiasme Anda terhadap karya-karya saya. Semoga cerita ini memberikan pengalaman membaca yang tak terlupakan!

Salam hangat,
Jeremy Murakami